Selasa, 28 Januari 2014

Lukisan Perasaan

Sebuah kanvas putih tepat di depan kita,
Akan kita lukis apapun ini terserah kita,
Dengan berbagai macam warna,
Itu juga terserah kita,

Dan telah kita tumpahkan segala perasaan,
Atau segala kejadian,
Ke atas kanvas ini,
Dengan segala macam warna,

Kita lukis berdua,
Dengan dua kuas berbeda,
Tercurah dalam cat warna,
Mewakili segala yang kita rasa,

Tak mungkin mampu aku mengganti kanvas ini,
Apalagi melukis dengan orang berbeda,
Hanya kamu lah yang memiliki gerakan tangan lembut,
Mengikuti arah kuas menuntunmu,
Hanya kamu.

Jumat, 17 Januari 2014

Buku Merah Muda

Bak sebuah buku,
Kisah ini akan ku susun dengan rapi,
Dari depan sampai habis,
Bercerita tentang sebuah kisah cinta penuh perjuangan,

Namamu dan namaku telah tertulis di sampul depan,
Dengan tambahan foto kita berdua,
Bertema cinta,
Berwarna merah muda,

Tlah kita susun sebuah daftar isi,
Meski isi tak selalu bisa sama,
Tapi kita yang tentukan kisah kita,
Kita yang tahu harus bagaimana akhir dari kisah ini,

Ada suka ada duka,
Yah namanya sebuah buku,
Gak mungkin selalu suka,
Ataupun selalu duka,

Meskipun duka akan selalu ada,
Tapi buku ini harus berakhir bahagia,
Biarlah duka hanya menjadi sebuah konflik,
Konflik penyedap di tengah cerita,

Buku ini harus selalu kita jaga,
Harus selalu kita tulis bersama,
Menjadi buku yang indah,
Sebuah buku merah muda.

Cinta Itu...

Cinta itu sederhana,
Sesederhana kita menanam bibit bunga bersama,
Lalu menjaganya hingga ia tumbuh,
Tumbuh menjadi bunga yang indah,

Cinta itu mudah,
Semudah aku mencintaimu apa adanya,
Tanpa menuntut,
Karena aku cinta kamu yang seperti ini,

Cinta itu sejuk,
Menyejukkan hati setiap manusia,
Sesejuk setiap tetes hujan yang membasahi bumi,
Dan tanpa mengharap balas,

Cinta itu tak perlu takut,
Tak perlu takut akan perubahan,
Karena kita akan tumbuh bersama,
Dan saling mengerti satu sama lain,

Cinta itu selalu bersama,
Sakit dan kecewa adalah bagian dari cinta,
Pergi bukan solusi,
Saling berpegangan tangan adalah jalannya,'
Melangkah bersama di saat yang tepat,

Dan cinta itu seperti air,
Biarkan saja mengalir,
Tak perlu takut apapun,
Cukup selalu bersama dalam kondisi apapun
Selalu melakukan yang terbaik,
Yang terbaik untuk saling menjaga hati.

Rabu, 15 Januari 2014

Si Merpati Putih














Terbang tinggi di udara,
Meliuk-liuk bak pragawati,
Menghiasi langit sore yang cerah,
Menambah indahnya sinar mentari senja,

Hidup memang tak pernah sama,
Kemarin kau mampu terbang,
Hari ini kau hanya terdiam,
Dan esok belum tahu seperti apa,

Tenanglah wahai merpati putih,
Meski sayapmu patah sebelah,
Aku disini selalu menjagamu,
Berharap esok akan lebih baik,

Kau merpati putih yang tak pernah merasa lemah,
Hidup karena cinta dan terbanglah untuk cinta,
Kau jalani hidup dengan kuatnya,
Aku disini memperhatikanmu,
Menjagamu dan tak biarkan kau sendiri,

Kelak jika sayapmu telah pulih,
Aku lah yang pertama tersenyum,
Aku lah yang paling bahagia,
Dan 'kan ku biarkan kau memilih,
Untuk terbang mencari dunia baru,
Atau disini menemani ku,
Hingga tua ku datang.

Si Komo


Pada tahu foto tersebut? Kalau anak tahun awal 90-an pasti tahu. Yap, ini namanya Si Komo. Makhluk fiktif berbentuk boneka komodo ini telah menjadi idola anak-anak di masanya. Jadi dulu masih kecil Si Komo yang identik sama Kak Seto juga memiliki beberapa lagunya yang menjadi jadi hits, maklum lah masa kami dulu belum ada boyband. Kami masih bersih dengan lagu anak-anak yang memang kekanak-kanakan. Tapi itulah sisi indahnya, Tapi si komo ini benar-benar telah meracuni pikiran masa kecilku dulu. Gara-gara lagunya yang berjudul "Si Komo Lewat Tol", si komo ini jadi identik dengan biang kemacetan. Lagian ada liriknya yang nyebutin kalau gara-gara komo lewat, jadinya macet. Jadi gara-gara lagu itu juga, tiap kali terjebak macet, aku selalu nyariin dimana si komo. Kok yang ada pak polisi, pedagang kaki lima, sama jalanan berdebu dan berasap. Selain itu juga, tiap aku tanya kenapa bisa macet, mama selalu jawab "Karena Si Komo lewat". Kan kasihan si komo. Kasihan aku juga sih kenapa sebegitu lugunya percaya sama itu. Tapi bagaimana pun juga, lagu-lagunya si komo masih enak kok untuk didengar, sambil bernostalgia juga. Masa kecil kita dulu kan memang belum terkontaminasi sama boyband dan girlband. Indah...

Hai Rintik Hujan


Hai rintik hujan,
Tidak lelahkah kau terus jatuh membasahi bumi,
Tidak indahkan hidupmu di atas awan sana,
Atau kau berfikir disini lebih indah dari awan,
Sedangkan kami berfikir di awan lebih menyenangkan,

Hai rintik hujan,
Tidak tahukah kamu jika hadir mu sering tak diharapkan,
Tidak tahukah kamu jika kamu sering menyebabkan manusia menangis,
Tidak sadarkah kamu jika manusia sering menceritakan mu disini,

Hai rintik hujan,
Maafkanlah jika kami tidak mampu mensyukuri hadirmu,
Tanpa mu manusia tidak akan sekuat ini,
Maafkanlah kami, wahai hujan,
Yang menyalahkan mu sedangkan kami yang tak menjaga bumi kami,
Sedangkan kami yang tidak menghargai alam kami,
Dan menjadikan mu sebagai kambing hitam dari semua ini,

Hai rintik hujan,
Terima kasih engkau masih mau bersabar menghadapi kami,
Tetaplah membasahi bumi kami,
Wahai hujan...

Kisah Dari Sebuah Halte Tua


Terdampar di pusat kota,
Di sebuah halte tua tak terawat,
Besi yang mulai tua,
Pedagang kaki lima yang menyesakkan,

Ironi bercampur prihatin,
Namun peduli apa aku ini,
Aku disini hanya sedang menunggu bis,
Bis yang biasa aku tumpangi,

Setia menunggu,
Karena memang tak ada pilihan lain,
Lelah? Iya pasti,
Namun tak jadi soal,
Yang terpenting bagaimana aku bisa pulang,

Mau sampai kapan?
Pertanyaan yang aku sadari,
Namun belum menemukan jawaban,
Yang pasti saat ini aku hanya ingin menunggu,
Mungkin sampai malaikat menjemputku di halte ini,

Bukan, aku bukan putus asa,
Aku hanya saja tak tahu harus lakukan apa,
Mereka bilang aku harus kembali,
Atau naik kendaraan lain,
Namun sayangnya hanya bis itu yang tepat lewat di depan rumahku,

Sudahlah jangan ribut lagi,
Aku hanya ingin menunggu,
Menuggu sampai akhir,
Sampai aku tak tahu apa arti menunggu,
Seperti seorang lansia yang tak tahu jumlah umurnya sendiri.

Hidup Itu...

Orang bilang hidup itu pilihan, 
Tapi ketika aku dihadapkan dengan mu, 
Aku sama sekali tak punya pilihan selain kamu. 

Orang bilang juga hidup itu bagai roda, 
Terus berputar,
Iya, aku juga terus berputar 
Meski gak jauh dari mencintai, menyayangi, mengasihi, dan merindukanmu. 

Ada yg bilang juga hidup itu perjuangan,
Itulah sebabnya aku terus memperjuangkan mu. 

Beberapa orang juga bilang bahwa hidup itu sementara, 
Dan dlm waktu yg sementara ini aku ingin mengisinya untuk selalu mencintaimu.