Selasa, 30 September 2014

Menebar Benih Ke Setiap Hati, Tepatkah?

Ada banyak cara untuk mendapat cinta. Salah satu yang coba gue bahas adalah cara seperti kita menebar benih di kolam ikan dengan harapan ada beberapa ikan yang memakan benih-benih tadi. Ini hasil dari penelitian gue sama beberapa orang yang gue jumpai. Jadi, ikan tadi kita analogikan aja sebagai hati dan benih sebagai cinta. Ada orang-orang yang terus aja menebar cinta dalam bentuk perhatian ke banyak orang dengan harapan ada yang keterima satu atau lebih. Cara ini bisa dibilang efektif jika kita lihat hukum peluang dalam ilmu matematika. Karena jika ada 20 orang yang lo lempar perhatian, harapannya paling kecil kan 10% nya bisa terjerat, yaitu dua orang. Harapannya sih gitu, tapi pertama, sering kali harapan tidak sesuai kenyataannya, dan kedua, ini bukan hukum matematika yang ilmu pasti, ini cinta, ditebak aja sulit, apalagi dihitung-hitung dengan angka.

Lo boleh aja mengejar cinta lo terus memperjuangkannya. Boleh aja, sah-sah aja. Itu hak lo sebagai makhluk yang bisa jatuh cinta. Tapi logis gak sih, ada orang bisa jatuh cinta sama 20 orang sekaligus. Itu lo bukan ngejar cinta namanya, tapi ngejar status. Lo pengen orang-orang nganggap lo karena lo bisa punya pacar meskipun hati lo gak sebahagia yang tampak di wajah lo. Dan satu lagi, lo boleh aja ngejar cinta kayak gue bilang tadi, tapi itu jangan sampe menjatuhkan harga diri lo juga, itu lo sama aja kayak ngobral diri lo. Jadi, menurut gue sih fix cara ini gak efektif dilihat dari sisi si pelaku.

Oke, coba kita lihat dari sisi yang lain, sisi si korban atau para korban lebih tepatnya. Menjadi salah satu dari puluhan itu gak enak banget, kecuali lo mirip Raffi Ahmad kalo cowok atau Syahrini kalo cewek. Itu pasti banyak orang yang mau ngantri, tapi Raffi sama Syahrini gak mau juga ngobral diri pasti ya. Oke kita kembali ke persoalan awal tadi, menjadi salah satu dari puluhan itu gak enak. Coba aja lo bayangin di posisi ini. Lo pasti akan sulit percaya dia sungguh-sungguh atau enggak. Dia bilang cinta, tapi gak sama lo doank, banyak. Dibilang playboy tapi gak ada yang jadi satu pun, mungkin lebih cocok dibilang failboy. Dan lagi, menurut gue dari sisi ini juga gak efektif.

Jadi bisa kita simpulin bahwa cara ini sebenarnya gak efektif. Lo cuma buat orang lain bingung dengan pendirian lo. Mana tau dari 20 orang tadi ada satu orang yang sebenarnya perhatiin lo dan lo gak sadar, tapi dia urungkan niatnya karena menilai lo gak sungguh-sungguh. Harusnya lo fokus sama satu orang aja dulu, lo tunjukin kalo lo bener-bener sayang, lo perhatiin dia, buat dia nyaman dan akhirnya sayang balik. Kalo gagal? Tenang aja, kegagalan adalah cara Tuhan untuk liat usaha dan kesungguhan kita. Dan dari kegagalan juga kita bisa belajar. Jangan kecil hati, lo pasti dapatin orang itu yang benar-benar menggunakan hatinya, bukan cuma menilai tampilan fisik aja, karena dengan begini, hati lo tampak lebih sempurna.

Karena cinta sebenarnya kan bagaimana kita bisa meyakinkan aja lalu buat dia nyaman. Untuk apa kita mengejar status? Biar orang gak bilang kita jomblo gitu? Kalo lo terus turutin apa orang bilang tanpa punya pendapat sendiri, lo bakalan terus jalan di tempat, gak akan berpindah semeter pun. Lagipula ketika lo ada pacar dan lo ada masalah dengan pacar lo, mereka juga gak akan bantu, mereka cuma berkomentar. Oke masbro dan mbaksist? Keep calm aja ya. See yaa....

Tak Seperti Cerita Dongeng

Hidup itu kan pada intinya sangat jauh berbeda dari cerita dongeng yang selalu "happily ever after" di akhir cerita. Dan juga gak seperti cerita FTV yang tayang tiga kali sehari, pagi, siang, malam, udah kayak minum obat. Kalo di FTV, lo cuma jual sayur pun bakalan ada yg cinta sama lo dan dia pun naik mobil. Tapi jangan mimpi bakal kejadian di dunia nyata. Oke, kita gak akan bicarain soal hidup secara general, kita spesifikkan ke dalam persoalan perasaan, yaitu cinta. Cinta yang sudah menyentuh ke setiap golongan, warna kulit, maupun usia ini sudah menjadi kisah utama dalam kehidupan.

Cinta adalah sebab utama mengapa manusia bisa ada sampai sekarang. Karena cinta, Nabi Adam dan Hawa dapat bersatu setelah terpisah cukup jauh dan sangat lama. Itulah sejarah awal manusia. Dan cinta juga menyatukan dua orang manusia kemudian terlahirlah manusia-manusia baru, seperti itu seterusnya. Termasuk kita yang terlahir berkat cinta yang tertanam di hati orang tua kita. Dalam hal ini, kita bisa lihat betapa sucinya cinta.

Tapi lo pernah gak terpikir bahwa ada sisi dari mencintai itu yang gak enak, yaitu ketika lo harus mengikhlaskan cinta. Itu pengorbanan terbesar ketika kita sudah masuk ke dunia cinta. Lo akan dihadapkan ketika cinta gak bisa dibangun lebih tinggi lagi, dan lo harus ikhlas untuk berhenti dan lo harus membangun cinta yang baru, lo harus percaya lo bisa. Kayak udah gue bilang di awal, cinta di dunia nyata itu gak kayak di cerita dongeng, kita harus berkali-kali rasain "broken heart" baru kemudian "happily ever after". Lagi-lagi lo harus percaya.

Cinta... Ada kalanya lo harus pertahanin, dan ada kalanya lo harus relakan. Ada banyak yang sulit kita lawan di dunia ini, salah satunya takdir. Awalnya cinta memang harus diperjuangin, banyak pengorbanan disini. Tapi pada dasarnya perjuangan cinta itu tidak sendirian, karena cinta menyangkut dua hati maka cinta harus diperjuangkan oleh dua orang. Kalo lo mau diperjuangin, lo juga harus mau berjuang juga, jangan mau enaknya aja dan sok merasa spesial. Dan perjuangan cinta juga mengenal batas, ketika lo udah berjuang namun gak kunjung menuai hasil, kemudian lo merasa lelah, mungkin lo harus coba berhenti. Karena cinta pada dasarnya tidak bersifat memaksa.

Dan setelah lo udah berhenti berjuang dan lo baik-baik aja atau bahkan bisa lebih baik, berarti lo harus segera merelakan cinta itu. Gak usah kebanyakan drama buat status di media sosial, galau, sok rapuh. Lagipula harusnya lo paham bahwa diri lo ya lo sendiri yang atur, jangan mau diatur-atur sama orang lain, apalagi mereka yang gak peduli sama sekali. Kalau kata penulis novel, Alitt Susanto, jadi katanya cara mengukur lo butuh dia apa gak adalah dengan cara lo menjauh dari dia, kalo lo baik-baik aja, berarti sebenarnya kita gak butuh-butuh dia banget.

Oke, kalo lo punya temen berada di posisi ini dan lo saranin untuk rela dan ikhlas melepaskan, ada beberapa kemungkinan jawaban, kalo gak "kamu gak ngerti karna gak di posisi aku", atau "kamu gampang bilangnya", atau "susah cerita sama kamu", dan yang terakhir temen lo gak balas lagi tapi dia diam-diam nangis di kamar. Ya kita semua tahu bahwa cinta terkadang gak ada logika, ketika lo jatuh cinta, sebagian besar logika lo bakal tertutup, dan perasaan yang memainkan semuanya. Tapi lo harus ngerti dan jangan mau dibegoin mulu.

Intinya sih, kita semua harus punya standar kapan kita perjuangin cinta dan kapan kita melepaskan cinta. Supaya kita gak malah mengganggu orang yang kita cinta. Kita juga harus peka terhadap perasaan orang yang kita cinta. Menghargai itu indah, kan. Selain itu juga, kita bisa terhindar dari rasa bego karena cinta, jangan sampai cinta yang mengendalikan kita, tapi kita lah yang mengendalikan cinta. Kan lebih baik kita simpan energi kita untuk perjuangin orang yang pantas diperjuangin, yang mau sama-sama berjuang dalam jalan cinta juga jalan menuju ridho-Nya. Bukan untuk orang yang sama sekali gak pantas. Tenang aja, kisah cinta setiap manusia itu kalo kita sungguh-sungguh pasti akan menemui "happily ever after" masing-masing.

Udah ah, sampe sini aja. Semoga ada yang tercerahkan hati dan pikirannya, hehe.

Rabu, 24 September 2014

Berhadapan Dengan Cewek PMS

Kalo cewek-cewek pasti udah tahu donk apa itu PMS. Ini buat cowok-cowok yang belum tahu apa itu PMS, oke gue jelasin sedikit. PMS itu bukan Palang Merah Sekolah ya. Hemm oke palang merah juga sih, tapi bukan yang itu. Ini lain. PMS atau yang kepanjangannya Premenstrual Syndrome ini biasa juga disebut dapat atau datang bulan. Iya karena datangnya sebulan sekali. Apa ada yang sebulan dua kali? Hah ada yang sebulan penuh? Oke lo harus periksa ke dokter. Ih apaan sih kok malah cewek yang nanya, ini kan untuk cowok-cowok biar mereka tahu gimana hadapin cewek PMS.

Cewek kalo lagi PMS itu bakat marah-marah dan sensitifitasnya naik 200%. Serem? Pasti. Nah apa aja yang lo buat sebagai cowok pasti salah aja. Hanya ada dua pilihan ketika lo berhadapan sama cewek PMS. Pertama, kalo lo salah mending langsung ngakui kesalahan lo. Kedua, kalo lo benar, lo ngaku aja salah dan balik ke poin pertama. Iya kayak senior di kampus waktu masa ospek, ini lebih seram bahkan. Ini lo gak bisa lari. Lo cuma bisa diam terpaku dan tertunduk kayak anak SD dimarahi sama guru. Cewek PMS juga ketelitiannya dalam mendeteksi kesalahan juga meningkat, dia bisa tau kesalahan detail yang lo buat, misal kentut sembarangan, nah itu dia bisa tahu juga. Kalo ada cewek PMS, mending lo jauh-jauh deh, karena BBM atau SMS aja bisa berubah intonasinya kalo cewek PMS yang baca. Misal, "Kamu lagi dimana?", yang awalnya kita mau peduli, sama cewek PMS bisa berubah jadi kita nuduh dia macam-macam. Kalimat tadi langsung berubah jadi "KAMU LAGI DIMANA HAH????". Serem? Iya.

Gue jadi ingat waktu pacar gue lagi PMS. Oke, dia sekarang juga udah jadi mantan. Sebut saja namanya Yuni. Jadi, namanya orang pacaran pada umumnya kan tiap malam minggu jalan keliling kota sampe bensin habis, sampe ban motor tipis, sampe jalan aspal pun jadi jalan tanah. Gue ajak dia ke cafe untuk makan malam biar jangan dikira nya gue pelit. Dengan berbekal uang hutangan dari temen kos, gue mau traktir dia makan malam itu. Kami pun sampe di sebuah cafe yang lumayan asyik untuk nongkrong. Yuni pesan nasi goreng dengan jus mangga. Gue pesan kopi susu aja dengan alasan diet gak makan malam, padahal takut uang gak cukup. Selang sepuluh menit, sampailah pesanan kami.

"Hih akhirnya datang juga, hampir hilang selera makan". protesnya.

"Yang penting kan udah datang lho sayang, lagian kan belum terlalu lama juga, buruan dimakan gih, entar dingin gak enak lagi", kata gue coba menenangkan.

"Kok kamu malah belain mas-mas tadi sih sebenarnya siapa pacar kamu. Aku atau mas tadi?", katanya masih marah-marah.

"Ya kamu lah sayang, masa sama mas itu. Kamu lagi datang bulan ya".

"Oh kamu mau bilang aku sensitif, marah-marah gak jelas, emosian? Iya gitu? Iya aku memang lagi datang bulan, tapi bukan karena itu ya, awas kamu nuduh-nuduh aku.", kemarahannya masih berlanjut.

"Gak, gak sayang. Kamu lanjut makan dulu deh, biar kenyang".

"Oh jadi kamu pengen liat aku gendut gitu? Biar kamu bisa cari pacar lain yang langsing, iya gitu kan? Ngaku deh", masih belum habis.

Akkk kalo udah kayak gini, lo pasti rasanya pengen jambak rambutnya, tarik hidungnya. Ah sayangnya cuma bisa berkhayal.

"Gak sayang, aku diam aja deh'.

"Ah jadi malas makan, gak selera lagi, habisini nih."

"Itu kan tinggal tomat sama timun doank, habisin apa?"

"Ya yang penting kan masih ada, seneng banget nyalahin pacarnya".

"Dari tadi juga kamu kan yang nyalahin aku terus?"

"Hah? Kapan? Kamu hobi banget ya nuduh aku yang aneh-aneh".

"IYA AKU SALAH..."

"Nah gitulah dewasa dikit.", katanya dengan muka polos kayak anak TK lagi makan lolipop.

Kalo udah gini, lo mending izin ke toilet sebentar, terus lo lampiaskan kekesalan lo sama apa yang ada disitu. Bukan sama eek juga, apa aja lah selain itu.

Setelah jam menunjukkan pukul 10 malam, kami pun bergegas pulang. Di perjalanan ada beberapa polisi tidur yang membuat jalan jadi enggak mulus.

"Kamu bisa ngendarain motor gak sih?", protes Yuni yang gak tau udah kali berapa.

"Bisa, kan dari tadi aman-aman aja", jawab gue.

"Apanya yang aman, dari tadi goyang-goyang mulu. Kalo aku jatuh gimana, terus muka aku jelek sebelah gimana, atau aku gak montok lagi, kamu mau tanggung jawab? Hidup kamu aja berantakan".

"Ya Allah, mimpi apa hamba semalam?", gue ngomong dalam hati.

"Kok diam? Oh udah malas ngomong sama aku?".

"Bukan sayang, kan aku lagi fokus liat jalan, buat jagain kamu".

"Alah bulshit. Turunin aku disini aja, biar aku jalan sendiri masuk gang".

"Tapi ini udah malam, nanti ada preman gimana, atau ada setan, kan sayang setannya ketemu kamu, eh salah, sayang kamu ketemu setan."

"Alah udah biar aja, kamu juga dari tadi nyebelin, turunin aku disini aja!", Yuni makin memaksa.

Akhirnya gue nurunin dia pas didepan lorong rumahnya karena dia memilih jalan kaki sendiri ke dalam. Dan gue pun pulang dengan telinga yang lumayan tenang dari yang tadi. Sesampainya di rumah, hape gue bergetar tanda masuk BBM. Oh Yuni BBM, pasti dia mau minta maaf, pikir gue sih gitu sebelum gue baca isi BBM dia.

"Kamu gak peka ya jadi cowok".

"Lho kenapa?"

"Nurunin cewek malam-malam di tempat gelap, kalo ada preman terus aku dirampok dan diperkosan gimana?"

"Preman juga mikir kali mau perkosa siapa"

"Terus aja terus."

"Hehe, iya maaf. Lagian kan tadi kamu sendiri yang minta diturunin disitu".

"Ya kamu kan bisa maksa, sekali-kali kek buat aku senang, jangan ngeselin terus. Ah kamu gak peka, malesin!".

"Ya udah maaf Yang", dan BBM ini cuma dibaca aja tanpa dibalas.

"Yang...", masih gak dibalas.

"Good night...", Undelivered.

Setelah malam itu kami jadi gak berhubungan beberapa hari. Sampai di suatu hari, masuk BBM dari Yuni.

"Yang, maafin aku ya, aku gak bisa ngendaliin diri, aku masih terlalu labil."

"Hemm iya deh, lain kali kamu harus bisa lebih stabil, kalaupun lagi pengen marah-marah, kamu di rumah aja."

"Hehe, iya Yang. Maafin aku ya sekali lagi, Love you."

"Love you, too."

Cewek memang suka gitu, suka sadar setelah lewat masa PMS nya, Tapi selama masa PMS, jangan coba dekat-dekat, dia bisa lebih liar dari singa ragunan.

Sebenarnya sih cewek harus bisa lebih ngendaliin diri, agar tidak menyakiti atau bahkan kehilangan siapapun, Kalopun lo gak bisa ngendaliin diri, ya mending di rumah aja, tidur cantik. Dan buat cowok, lo juga harus tau kalo PMS itu sebenarnya sakit, itu adalah masa dimana cewek terkadang berdiri aja gak kuat. Dan kita sebagai cowok gak pernah merasakan. Cewek adalah makhluk suci, makanya Allah berikan periode itu untuk membersihkan segala kotoran yang ada dalam tubuhnya. Terakhir, asalkan cowok dan cewek bisa saling menjaga dan mengerti, apapun pasti bisa terlewati..

Terjebak di Friendzone

"Maaf aku gak bisa, kamu udah terlalu baik sama aku, kita temenan aja ya".

Gak asing sama kalimat itu? Fix lo pelaku friendzone sejati. Atau ada yang belum tau friendzone? Bukan, yang sosial media itu friendster. Apa? Tempat bermain? Oh itu timezone. Ih apasih. Ini friendzone, situasi dimana lo dekat sama seseorang tapi gak ada ikatan yang jelas. Hemm friendzone ini bisa dikatakan juga adalah main aman, jadi lo bisa dapat perhatian, ada teman jalan, tapi lo gak ada ikatan juga gak ada tanggung jawab untuk setia, lo bebas berpindah-pindah dan pasangan friendzone lo cuma bisa bilang aku rapopo. Jadi initinya, friendzone ini adalah tersakiti dan terkhianati yang tertunda, antara  lo berdua pasti akan rasain itu, dan satu lagi akan rasain kesenangan dengan pasangan barunya. Itu hanya soal waktu dan kesempatan.

Ada beberapa alasan orang mau masuk ke dalam situasi friendzone. Pertama, salah satu atau keduanya sudah memiliki pacar, tapi pacarnya terlalu sibuk dan gak punya alasan yang tepat untuk mutusin. Maka mereka pun memutuskan friendzone-an, berharap ada keajaiban dari ibu peri mana tau tiba-tiba putus, jadi pasangan friendzone nya akan menjadi tempat pelarian yang pertama. Ini kesempatan terbaik yang gak boleh disia-siakan. Oke yang kedua, ada dua orang atau salah satu yang sahabatan tapi sebenarnya menyimpan rasa, sayangnya gak berani ungkapin, takut ditolak dan persahabatan mereka pecah, jadinya bukan hanya gak bisa jadian, tapi juga gak bisa ketemu dan sedekat dulu lagi. Ketiga, ada orang punya rasa ke seseorang, udah ungkapin, ditolak, lalu dia mutusin untuk sahabatan aja dengan modus "gak bisa jadi pacar, jadi sahabat juga bisa kan", situasi kayak gini biasanya bisa tergantung usia. Kalau beda usianya sebaya, okelah dikatakan friendzone. Tapi kalo beda usianya masih dibawah 10 tahun, namanya adek-abang zone. Kemudian usia di kisaran 10-30 tahun, ini bisa dikatakan oom zone. Berarti cewek itu udah main sama om-om. Tapi kalo usianya 40 tahun lebih, ini syekh puji zone. Bahaya ini, penjara ujung-ujungnya, waspadalah.

Jadi ingat dulu pernah ngalamin yang namanya friendzone ini. Gue pernah dekat sama cewek yang namanya Ina (bukan nama sebenarnya). Ina ini teman seangkatan gue di kampus. Awalnya gue ketemu dia pas dia lagi ngupil di tangga kampus. Gue kaget ketemu bidadari ngupil. Aura nya beuhhh luar biasa. Mukanya adem kayak keramik musholla. Suaranya beuhh, lembut banget kayak tas ibu dosen yang beli di Italia. Tiap dia lewat semua orang diam terpaku, hening, kayak lagi ikut uji nyali. Mungkin kalo dia boker pun suara eek nya jatuh juga bernada, mungkin suaranya oktaf. Oke itu menjijikkan.

Kembali di tangga kampus tadi. Kami pun kenalan terus salaman, sempat lama terpaku. Dan lalu sadar kalo tangan itu tadi kan bekas ngupil. Kampret. Sejak saat itu kami sering bareng kemana-mana. Ngantin bareng, jalan bareng, buat tugas bareng, konsul skripsi bareng, nyuri sendal mesjid juga bareng. Romantis kan kami. Iya.

Sampai akhirnya gue merasakan ada yang ganjel di hati gue. Tiap dekat Ina gue ngerasa senang. Apakah ini cinta? Berjuta rasanya. Hati pun terasa cenat cenut, susah tidur, susah eek. Ah semua macam ada. Gue cuma bisa save foto-foto Ina dalam satu folder di laptop gue. Atau gue tulis puisi-puisi tentang Ina.

Tapi gue gak berani ungkapin, takut Ina ngejauh dan gue gak bisa lihat tingkah imutnya lagi. Seperti berada di persimpangan, gak tahu harus kemana. Cuma ditemani anak-anak jalanan yang mukanya mirip Tegar semua. Akhirnya gue mutusin untuk memendam rasa ini dalam-dalam, yang penting bisa sama Ina kayak gini terus.

Dan setelah beberapa bulan dekat, akhirnya kami wisuda bareng juga. Kami sudah menyelesaikan semua kewajiban kami di kampus. Bahagia? Tentu. Tentu bahagia bisa wisuda bareng orang yang kamu sayang.

Di suatu hari Ina ngajakin gue ngopi kayak biasa, katanya sih mau lihat-lihat lowongan pekerjaan. Ya kami pergi berdua, biasa aja sih, biasanya juga sering kayak gini kan.

"Liat contoh CV kamu donk", Ina tiba-tiba memecah konsentrasi gue yang sedang mencari film terbaru.

"Oh iya boleh, bentar ya. Nih. Liat aja", kata gue sambil memberikan laptop.

"Oke bentar ya".

"Sip, aku ke toilet bentar ya", gue langsung bergegas ke toilet karena tiba-tiba kebelet.

 Beberapa saat di toilet, keluar dengan perasaan lega. Tapi wajah Ina sepertinya berubah, seperti langit mendung dengan disertai petir-petir. Apa mungkin ini karena kue bakwan yang dia makan, mungkin bakwan tadi kebanyakan boraks kayak di liputan investigasi TV.

"Kamu kenapa?", gue membuka pembicaraan.

"Kamu jahat, pengecut, pecundang!", jawabnya dengan nada tinggi falseto.

"Loh apa salah aku? Tadi baik-baik aja, kok tiba-tiba gini?"

"Kamu gak tahu satu hal?"

"Satu hal apa?"

"Kamu pernah rasa menyimpan cinta dalam-dalam?"

"Pernah, kenapa?"

"Sakit?"

"Lumayan"

"Terus kalo kamu tahu orang yang kamu sayang itu ternyata sayang kamu juga gimana?"

"Wah bahagia donk."

"Tapi kamu telat, Rif. Aku udah punya pacar, jadian minggu lalu. Dan satu hal yang kamu harus tahu adalah aku sayang sama kamu tapi kamu gak ada respon apalagi nyatain hal yang sama. Harusnya kamu peka sebagai cowok."

"Tapi Na...."

"Tapi apa? Semua terlambat sudah. Aku gak mungkin lagi putusin pacar aku. Dan kamu? Aku telat tahu kalau kamu punya rasa yang sama kayak aku".

"Maaf Na, tapi aku cuma gak mau kehilangan kamu, aku gak mau kamu menjauh karena aku ungkapin perasaan aku".

"Tapi sekarang? Kamu lihat kan? Kita gak dapat apa-apa".

"Iya...."

"Oke kita ambil hikmahnya aja, mungkin ini cara Tuhan untuk berikan yang terbaik untuk kita."

"Semoga kamu dapat yang terbaik, Na. Dan jika aku orang itu, kita pasti bisa bersama."

"Iya Amin. Aku balik luan ya Rif. Udah sore. Thanks."

"Oke deh, sampai ketemu lagi."

Sejak saat itu gue udah gak ketemu Ina lagi. Dia udah lebih sering pergi bareng pacarnya. Dan gue pun kembali hancur dan rapuh. Iya bener, kayak ABG labil. Tapi dari setiap kejadian pasti ada hikmahnya. Kita harus selalu mengikhlaskan sesuatu. Selain itu, mungkin kalo gue gak ketemu Ina, sampe hari ini gue belum wisuda. Karena Ina gue jadi semangat lomba nulis skripsi sama dia. Karena Ina juga, dosen pembimbing gue yang cowok cepat luluh untuk tanda tangan skripsi gue. Dan juga, gue jadi belajar satu hal dari kejadian ini. Yaitu, ketika kita mencintai seseorang dengan sungguh-sungguh, ungkapkan saja. Bukan soal ditolak atau diterima, tapi soal kesempatan yang mungkin gak bisa lo dapat dua kali. Dan lo harus paham bahwa kesakitan yang nyata adalah ketika ada dua orang yang saling menunggu, tapi keduanya gak sadar. Itu sama aja kayak lo nunggu abang angkot, tapi dia gak tau lo nunggu, jadinya dia ya jemput-jemput penumpang lain. Ah analogi macam apa ini. Tapi intinya ya gitulah. Terakhir, lo juga harus tahu bahwa setiap masalah pasti ada sisi positifnya, lo cuma harus lebih membuka mata lo untuk melihat dari setiap sudut, bukan satu sudut aja.

Selasa, 23 September 2014

Lo Dimana Relationship (LDR)

"Sayang dimana? Sedang apa? Sama siapa?"

Itulah pertanyaan-pertanyaan normal dan sering keluar ketika lo berhubungan jarak jauh. Berhubungan yang mengandalkan sesuatu yang sifatnya semu yaitu kontak hati. Bulshit? Tentu tidak, setidaknya ketika lo ngejalaninnya. Lo akan percaya bahwa tanpa bertemu dan bertatap muka, hubungan lo akan baik-baik saja. Oke, banyak orang yang berhasil dalam LDR, tapi coba tanyakan pada mereka bagaimana perjuangan dan pengorbanan yang mereka lakukan. Seberapa keraskah?

Ini kisah tentang gue yang sempat ngerasain dan ngejalanin LDR. Semoga aja bisa jadi pelajaran buat lo pada yang mau mencoba rasain juga, Oke, bisa dibilang lo mau coba uji nyali. Lo akan ngerasain moment dimana lo kesal sama orang tapi lo cuma bisa melampiaskan lewat kata-kata. Atau ketika lo merasa rindu tapi lo cuma bisa cium layar henpon lo.

Getaran hape membangunkan gue setiap paginya.

"Pagi sayang... Bangun gih, subuh dulu."

"Oh iya sayang, ini juga udah bangun, mau solat subuh juga, pas terbangun eh kamu sms, kebetulan banget ya", balasku sambil mengucek mata dan mengelap ences pagi hari. Menjijikkan? Oke iya.

"Wah kebetulan banget ya, ya udah aku mau siap-siap ke sekolah dulu ya, kamu juga nanti jangan lupa ke kampus, jangan main ps lagi, jangan ngopi terus".

"Paling tau deh, iya iya, nanti aku ke kampus mau ketemu dosen pembimbing, miss you".

"Miss you, too".

Oh iya, tips pertama, lo harus sering-sering bilang kata-kata cinta sejenis "Love you" atau "miss you", biar pacar lo gak lupa kalo dia ada pacar. Udah gak ketemu, gak perhatian juga, kiamat deh.

Eh iya hampir lupa, kenalin pacar gue (waktu itu) namanya Vika (sebut aja begitu), dia masih SMA, dan gue mahasiswa semester akhir. Eit, gue bukan phedofil ya, gue cuma mikirin masa depan, jadi rencana gue ketika gue udah mapan kerja, dia juga udah mapan jadi ibu-ibu, bukan ketika dia udah ngebet jadi ibu-ibu, lah gue nya masih luntang lantung, apa kata mertua.

Soal gimana kami bisa ketemu kayaknya gak perlu dibahas, yang lo cukup tau adalah rumah kami berdua sebenarnya dekat pake banget, tapi karena gue kuliah dengan cara merantau, itulah yang buat kami harus berada di situasi ini.

Bulan-bulan awal pacaran sih gak ada masalah yang berarti. Kami menikmati hari demi hari penuh cinta dengan rutinitas yang relatif sama. Kabarin pagi, ingatin boker. ingatin makan siang sampe salah satu tidur siang, sore juga lewat sms, malamnya yang terkadang ngobrol via telepon, menatap langit malam yang sama meskipun ada jarak yang terbentang, dan lap-lap ences bareng, Ah itu juga gak usah digubris.

Waktu itu kami cukup yakin ini semua akan baik-baik saja. Kami yakin kami bisa lewati ini dan bersama selamanya kayak cerita negeri dongeng. Bukan, bukan Puss In Boots, bukan Red Riding Hood juga, hemm Snow White donk yang ada pangerannya. Tapi semua berubah ketika negara api menyerang.

Kendala anak LDR yang terbesar adalah ketika dia membutuhkan sesuatu dan lo gak pada tempat yang tepat. Disinilah akan muncul pepatah cina yang mengatakan bahwa yang utama akan terganti dengan yang selalu ada. Lo Dimana? Lo bisa apa? Lo cuma bisa berdoa. Sedih? Iya.

Ibarat karang yang keras aja bisa pecah dengan setetes air yang jatuhnya lebih sering daripada jadwal ngopi mahasiswa leting tua. Bayangin dah tu gimana seringnya. Tiap hari gitu terus ya hancur juga tembok cinta yang dibangun pake semen kasih sayang. Ceileh...

Dan saat yang menyuramkan itu pun terjadi juga. Ketika dia memilih orang yang selalu ada dari pada orang yang udah lama bermimpi bersama. Dan didalam situasi ini, lo otomatis akan bilang dia jahat, pengkhianat, dajjal, apalagi yang jahat-jahat, isi sendiri ya.

Gue hancur, gue rapuh kayak anak ABG labil. Gue jadi sering ngomong sendiri, hantuk-hantukin kepala ke Teddy Bear, bergaya jadi power ranger, makan somay gak bayar, dan gue jadi sering jumpai dosen bawa-bawa kertas. Oke, yang terakhir gak usah dipikirin. Tapi pokoknya serem lah kan.

Gue melewati masa-masa suram. Sampe tiba-tiba gue wisuda gak sengaja. Tanpa sadar gue selesain kuliah gue. Dan disitulah gue sadar bahwa ini semua gak begitu buruk. Karena kejadian itu gue jadi semangat nulis skripsi, sebenarnya karena gak tau lakuin apa juga. Dan banyak hal-hal baik yang tiba-tiba muncul.

Intinya sih, sebenarnya LDR gak seseram yang diceritakan disini. Tergantung kita nya juga mau memperjuangkan cinta atau tidak. Sering ketemu kalo memang kita nya gak bisa perjuangin hubungan, ya kandas juga. Bahkan, LDR memberikan banyak cerita dan pelajaran dalam hidup kita. Buktinya ini bisa jadi satu tulisan kan. Ada cerita bagaimana salah satu kasih surprise dengan tiba-tiba datang ke rumah. Jarak itu bukanlah soal angka yang tercantum, tapi soal bagaimana cinta menyatukan dua hati, dari yang jauh jadi dekat. Dan ada yang dekat jadi jauh, kalo itu mending bubar aja deh. Karena inti dari hidup adalah proses belajar, bagaimana kita dapat memetik pelajaran dari setiap yang kita lewati, dari semua orang yang ada atau pernah ada, dan dari luka dan kesenangan. Syukuri hidupmu, kawan, Life must go on!

Rabu, 17 September 2014

Pilihan Hidup

Kita harus selalu memilih dalam hidup,
Yang paling sederhana,
Ketika kita memilih untuk terus hidup,
Kita memilih hidup karena tentu kita punya harapan,

Tapi yang harus dipahami,
Selalu ada pilihan dalam pilihan,
Kita memang tak mungkin tahu tentang rahasia hidup,
Tapi Tuhan selalu memberi kita pilihan,
Pilihan untuk mencoba atau terdiam,
Bukankah sering kali yang kita sesali bukan yang pernah kita lakukan,
Tapi kita sering sesali segalanya yang tidak kita lakukan,
"Mengapa aku tak begitu?",
Ah tapi semua terlambat sudah,

Ketika kita memilih untuk mencoba,
Kalaupun gagal,
Setidaknya kita tahu,
Tak perlu ada penyesalan,
Buatlah jalan kita yang baru,
Teruslah mencoba,
Karena Tuhan selalu melihat usaha dan doa kita.

Itik (Takut) Buruk Rupa

Kwek kwek kwek,
Seperti itulah suaranya setiap hari,
Nyaring melengking,
Tak ada jeda,
Kata-katanya sambung menyambung,
Seperti kereta api listrik,

Bukan,
Itu bukan cerewet,
Bawel juga bukan,
Itu nyanyian,
Nyanyian merdu yang menciptakan senyum,

Ini bukan itik sembarang itik,
Itik satu ini takut jadi buruk rupa,
Takut tumbuh jerawat,
Takut hitam,
Memang itik yang aneh,

Itik ini juga selalu punya cerita,
Ceritanya juga aneh,
Misalnya tentang sikat gigi,
Kan aneh,
Memang itik yang aneh.

Kamis, 11 September 2014

Jangan Pernah Kehilangan Hati

Bergerak maju meski langkahnya tak sempurna,
Lebih cepat dari mereka yang lengkap,
Tapi ini bukan hanya soal fisik,
Ini soal niat dan tekad yang bulat,

Sepasang kaki yang meninggalkannya terlebih dahulu,
Tidak menyurutkan langkahnya untuk terus bergerak,
Memperjuangkan orang lain yang sepertinya,
Ia memang tak memiliki kaki,
Tapi ia memiliki hati,
Ketika banyak orang kini sudah kehilangan hati mereka,

Namanya Sri Lestari,
Ia menyusuri jalan lintas nasional,
Menembus panasnya mentari,
Dan dinginnya hujan,
Hanya untuk memperjuangkan hak-hak orang sepertinya,
Ketika kita terlalu sibuk akan diri sendiri,
Ia mengingatkan kita banyak hal, 

Kita harus banyak belajar dari orang seperti ini,
Jangan melulu disibukkan dengan gemerlapnya kehidupan kota,
Yang segalanya soal uang,
Dan mengidolakan orang-orang yang mengajarkan kita tentang kemewahan,

Kita bisa kehilangan apapun,
Tapi jangan pernah kehilangan hati kita.

Tulisan Aneh Tak Berjudul

Tataplah langit diatas sana,
Yang ingin selalu kamu tatap,
Menanti hujan reda hanya untuk melihat langit,
Langit bertabur bintang,
Dan terangnya sang rembulan,

Ah untuk apa kamu lihat langit,
Kamu saja sudah seperti langit,
Senyummu bak sinar rembulan,
Lembut menenangkan hati,
Kata-kata mu seperti bintang-bintang,
Rame,
Selalu ada kata yang teruntai,
Tapi selalu merindukan,

Kamu bukan hanya langit malam,
Tapi juga siang hari,
Seperti langit setelah hujan reda,
Coba lihatlah,
Akan ada cahaya penuh warna yang melengkung manis,
Yup pelangi,
Seperti simpul senyum itu,

Ah "yang katanya" pencinta langit,
Entah benar atau tidak,
Terserahlah,
Yang jelas selalu lah menatap langit,
Agar kita tahu betapa kecilnya kita sebagai manusia,
Dan jauh dari kata sempurna.

Sabtu, 06 September 2014

Untuk Mereka




Ini bukan soal lelah yang terpatri di tubuh,
Atau penat yang melekat di hati,
Dan juga bukan soal peluh yang mengalir,
Serta air mata yang menetes,
Apalagi semangat yang terkadang luntur,

Tapi ini soal perjuangan,
Perjuangan untuk terus bangkit,
Perjuangan untuk sebuah masa depan,
Dan perjuangan untuk sebuah kebanggaan,
Dan kebahagiaan orang tua,

Karena doa dan kerja keras orang tua,
Lelah ini jadi tak berarti,
Hanya ingin membanggakan,
Dan tak ingin membuatnya sia-sia,
Demi senyuman yang tersimpul manis,
Demi air mata haru bahagia.

Arief Dermawan