Selasa, 28 Juni 2016

"Jangan kau salahkan siapapun jika aku cari kesenangan di tempat lain. Kau yang hanya sibuk dengan kesenanganmu sendiri." Kucing tetangga, kemudian dia pergi meninggalkan pasangannya.


"Apa yang kamu tunggu dari aku? Aku hanya lelaki bermodalkan tulisan. Bahkan tulisan ku pun tidak menghidupi diriku sendiri". Seorang pria dengan laptopnya.

Kamis, 23 Juni 2016

"Kau sangat lelap dalam tidurmu, hingga kau melewatkan panggilan subuh itu. Hingga aku sudah jauh tergelincir pun kau masih lalai dalam mimpimu." Matahari yang mulai terik.

"Kau bilang kau menyerah? Bahkan aku tidak pernah kehilangan harapan ketika melahirkan kau, meski nyawa di ujung leher." Perkataan ibunya semalam sangat membekas di pikiran Joni.

"Aku pernah diberitahu temanku bahwa ada yang lebih di sana, tapi kau, lewat senyummu, mengatakan bahwa kau melebihi segala kelebihan." Untuk Sonia. Bandung, 29 April 2009.

"Jangan. Jangan kau jadikan sastra itu sebagai santapan mereka yang tak paham. Itu hanya membuat kau disebut gila." Yoana masih terpaku menatap cermin.

Senin, 20 Juni 2016

24 Mawar Untuk Melati

Melati pagi itu seperti biasa bersiap ke kampus. Hari senin dengan semangat pas-pasan, Melati dapat jadwal konsultasi skripsinya ke pembimbing. Mau gimana lagi, harus dijalanin hari senin itu.

"Siapa lagi sih ini yang taruk mawar pagi-pagi gini." Melati pagi-pagi sudah dibuat menggerutu.

Sudah beberapa hari ini Melati dapat kiriman bunga dari orang misterius. Melati gak tau siapa yang ngirim, makin lama makin nyeremin. Takut seorang psikopat dan berniat jahat. Meski bernama Melati, Melati sangat suka dengan mawar. Tapi kalau sudah berlebihan gini, rasanya semua orang juga akan paranoid.

Melati yang sudah di ujung semester itu harus buru-buru jumpain dosennya kalau gak mau berakhir D.O. Bunga mawar misterius tadi diletakkan di garasi bersama mawar-mawar lainnya.

Melati pergi ke kampus sendiri. Kebetulan dia saat itu memang lagi sendiri, baru putus sama mantannya bulan lalu. Bimo, mantan melati, katanya harus pindah ke kota lain, dan akan dijodohkan disana dengan anak teman papanya. Melati tak ayal lagi marah dan kecewa luar biasa. Sejuta kebencian mungkin dia simpan untuk Bimo.

"Maaf Mel, aku harus pergi ke kota lain, dan akan memulai hidup baru disana. Kamu lebih baik juga mulai hidup baru kamu disini."

"Apa Bim? Semudah itu kamu bicara setelah semua yang kita lalui?"

"Sekali lagi maaf Mel. Kita harus mulai hidup baru kita masing-masing."

"Terserah kamu deh Bim. Kenapa juga Tuhan temuin aku sama kamu kalau harus berakhir kayak gini?"

Semua orang rasanya setuju bahwa yang paling nyakitin adalah harus pisah di saat lagi sayang-sayangnya, di saat semua baik-baik aja.

**--**

Alarm handhone membangunkan Melati pagi itu. Bersama banyak pesan masuk berisikan ucapan selamat ulang tahun. Melati dengan antusias membaca satu per satu pesan masuk itu. Bermacam-macam pesan masuk dengan beragam kalimat dan juga beragam pengirim. Dari keluarga, saudara jauh, sampai teman. Tidak ada Bimo. Hati kecil Melati masih sangat mengharapkan ucapan Bimo yang memang pintar merangkai kata.

Waktu sudah menunjukkan pukul 8 pagi, Melati bersiap ke perpustakaan kota mencari inspirasi untuk bahan skripsinya setelah mendapat banyak revisi dari dosennya kemarin. Meski hari ini hari ulang tahunnya, tapi skripsi tetaplah skripsi, ia tak mengenal dispensasi.

**--**

Handphone Melati mendapat panggilan dari nomor tidak dikenal.

"Ya halo."

"Ya, Melati?"

"Ya, ini siapa?"

"Ini aku Anton, teman kampus Bimo. Sorry baru ngabarin, soalnya kemarin ribet banget dan aku juga lumayan shock. Bimo udah gak ada Mel. Aku dikabarin keluarganya di kampung. Kataya Bimo udah sebulanan ini bermasalah dengan lambungnya. Asam lambungnya naik terus. Sampe 3 hari yang lalu lambungnya bocor dan Bimo gak bisa bertahan. Halo Mel, masih disitu?"

Melati gak berkata apapun lagi. Seperti ada pisau yang menghujam jantungnya sangat dalam.

Keesokan harinya Melati mendatangi rumah Bimo di kampung. Bersilahturahmi dengan keluarganya.

"Nak Melati..." Ibu Bimo membuka percakapan.

"Bimo banyak cerita tentang kamu disini. Kata dia, kamu adalah anugerah terindah dalam hidupnya. Bimo sebelum pergi berpesan agar diletakkan setangkai mawar di makamnya. Dan juga memberikan surat ini agar disampaikan ke kamu."

"Hai Melati... Melati penyuka mawar. Kamu memang unik. Kamu adalah hal terindah yang pernah aku lihat. Aku sangat berharap kamu sudah memulai hidup baru kamu. Tanpa aku. Aku juga sudah memulai hidup baru aku, di tempat baru. Aku akan tetap memperhatikan kamu dari jauh, dari langit sana. Kalau kamu rindu aku, lihat lah ke langit. Aku mungkin adalah salah satu dari ribuan bintang. Oh ya, kamu sudah terima 23 mawar yang aku kirim? Selamat ulang tahun yang ke 24. Mawar yang ke 24 aku mau kasih langsung ke kamu. Tapi aku gak punya waktu lagi. Aku keburu di D.O. Tapi aku udah siapin mawar terakhir kok. Kamu bisa ambil sendiri di rumah baru aku. Ada setangkai mawar tertancap disana. Itu milik kamu."

Minggu, 19 Juni 2016

Hilang

Aku tak berharap lebih lagi darimu
Biarlah rindu ini ku simpan
Terminum dalam segelas kopi
Sepahit rasa rindu ini

Kau memang seperti hujan
Datang tak pernah ku perkirakan
Namun kau entah dimana
Di kala aku rindu kau

Rindu ini biar ku telan saja
Masuk ke dalam hati terdalam
Hanya bertemankan sepi
Berselimut gelap.

Minggu, 12 Juni 2016

Macam-Macam Orang di Bulan Ramadan

Bulan Ramadan akhirnya datang juga. Bulan dimana semua orang Islam dan beriman diwajibkan berpuasa. Ingat, Islam dan beriman. Kalau salah satu saja atau tidak keduanya, kamu tidak diwajibkan berpuasa. Macam-macam orang dalam mengisi bulan Ramadan. Setidaknya sampai hari ke 7 ini ada beberapa macam. Aku disini tidak untuk menghakimi mana benar dan mana salah. Hanya mengurai.

1. Perbanyak ibadah
Ada orang-orang di bulan Ramadan jadi rajin ibadah, itu karena di bulan Ramadan kan pahala ibadah kita dilipat-gandakan. Jadi kita kayak dapat bonus gitu sebulan, makanya banyak orang yang banyak-banyakin ibadah terus.

2. Kesempatan pulang pagi
Banyak juga orang yang jadi kesempatan bisa pulang telat, telatnya sampai mau subuh. Biar dikira tadarus mungkin, padahal buat keributan di depan rumah orang, main petasan, di warnet, atau di warkop.

3. Jadi repot
Ini ibu-ibu sih biasanya ya, bawaannya masak aja. Pokoknya apa-apa dimasak, gak tau apa kalau harum masakannya itu menggoda orang puasa.

4. Jadi lemas
Siang-siang kan lemas ya apalagi panas, terus bawaannya malas. Mau apa-apa malas, maunya tiduran aja sampai maghrib.

5. Jadi bingung
Puasa kok bingung. Bukan bingung puasanya. Cuma bingung apa-apa jadi mahal, tapi kebutuhan banyak. Belum lagi baju baru anak. Jadinya kan puasanya gak khusyuk.

6. Banyak job
Ustadz-ustadz biasa jadi banyak job ya bulan puasa gini. Di Masjid ceramah, di TV ceramah, di rumah ceramah, dimana-mana ceramah. Bukan ustadz aja sih banyak job, pelawak juga ya. Minimal pelawak dadakan lah.

7. Biasa aja
Mau puasa mau gak puasa sih biasa aja. Hidup juga gini2 aja, gak puasa juga siang jarang makan. Gak puasa juga bawaan tidur aja.

8. Banyak ngeluh
Apa-apa ngeluh, lapar ngeluh, haus ngeluh, ada yang buat emosi terus ngeluh. Ngeluhnya dimana? Di sosmed.

9. Banyak pamer
Semua dipamerin lah pokoknya. Makanan buka puasa difoto terus dipamerin di sosmed. Ngaji dipamerin. Tarawih dipamerin.

10. Langganan main ke warung
Siang-siang ke warungnya? Iya. Ngapain? Main-main aja mungkin. Loh kok ambil rokok, a*ua, sama in*omie? Untuk buka puasa mungkin. Loh kan masih jam 11 siang? Iya prepare aja.

11. Gak ada kerjaan
Puasa gak ada kerjaan, mau tidur juga gak bisa. Terakhir, kerjain yang aneh-aneh. Misal nulis-nulis di blog gak jelas.

Nah itu dia macam-macam orang di bulan Ramadan. Tidak untuk men-judge benar salah, cuma untuk mengabarkan. Hehe. See you. Selamat menunaikan ibadah puasa. Ingat, yang benar puasanya. Jangan kumur-kumur pake es cendol.

Konten Nomor 2

Kita sering kali cenderung percaya sama orang cuma berdasarkan penampilan orang tersebut gak sih? Kalau aku lihat sih gitu, kita jarang melihat konten dari ucapan seseorang ke kita. Misalnya, kita antusias dengar perkataan seseorang yang pakai jubah dan kopiah gak pernah lepas tentang ilmu agama. Tapi kita malas dengar apalagi percaya sama ucapan seseorang yang penampilannya sih biasa aja, kayak kita juga, yang ngomong tentang ilmu agama. Padahal bisa jadi konten yang dibicarain lebih bermutu dari si yang biasa aja itu. Padahal ilmu agama itu dasarnya Al-Qur'an dan Hadist bukan? Apapun yang dibicarakan, selama itu ter-refer ke dua sumber tersebut, kita patut mempertimbangkan kebenarannya. Kalau kita pindah ke bidang lain, misal pendidikan, kita lebih percaya sama orang yang mungkin sudah S3 daripada sama orang yang hanya tamat SMA dan belajar otodidak saja. Tapi bagaimanpun juga, budaya di kita memang seperti itu, buktinya di sini ijazah lebih diakui daripada skill kan. Kita lihat buku aja bukan dari sampulnya lagi, tapi dari penulisnya, siapa yang nulis, kita kenal dan kita yakin baru kita mau baca bukunya. Kita gak peduli lagi isi buku tersebut.

Jumat, 03 Juni 2016

Percakapan Ibu dan Anak

Ibu... Langit sedang menangis
Tidak nak, itu hujan
Oh lalu mengapa mata ibu juga hujan
Iya nak, memang mata ibu sedang ingin hujan

Ibu... Langitnya marah-marah
Tidak nak, itu petir
Oh petir yang sering bapak keluarkan ya buk
Iya nak, petir tidak selalu keluar di langit

Ibu... Hujan telah reda dan ada pelangi
Iya nak, pelangi itu seperti kamu
Mengapa aku buk?
Iya karena kamu adalah pelangi yang menyeka hujan di mata ibu, nak.

Kamis, 02 Juni 2016

Sepotong Senja

Sepotong senja yang damai
Selalu ingin ku bagi
Pada kau si buah hati
Penikmat senja sejati

Sepotong senja yang hangat
Berdua dalam dekapan
Meski hujan turun rerintikan
Bersama menyambut malam

Sepotong senja yang terindukan
Potongan senja lain pasti datang
Mungkin caranya sama
Tapi rasanya beda.