Senin, 29 Desember 2014

Saling Menghargai

Kali ini ingin membahas tentang sesuatu yang serius dan sedikit memaksa kalian untuk berpikir dan membayangkan. Ini tentang segala sesuatu yang pada dasarnya itu dinilai dari persepsi dan cara pandang kita terhadap hal itu. Seperti kita sebut "air penuh" dengan dua wadah berbeda, wadah pertama adalah sebuah gelas dan yang kedua adalah sebuah teko. Si gelas dengan setengah liter air sudah terisi penuh dan si teko baru terisi penuh dengan tiga liter air. Si gelas dengan angkuhnya berbicara di level setengah liter bersama si teko. Si teko yang terisi air tiga liter tentu merasa kata-kata itu sangat rendahan. Dan ketika si teko berbicara di level tiga liter tentu membuat si gelas bingung dan menganggap teko berbicara di luar konteks. Pada akhirnya obrolan itu pun gak ketemu titik tengah. Lalu apa yang harus dilakukan? Adalah kata "menghargai" yang menjadi kuncinya. Tidak perlu terlalu angkuh akan sesuatu yang kita miliki, karena akan ada yang lebih tinggi dari kita nantinya. Tapi si gelas dan si teko tadi bisa malaksanakan tugas mereka masing-masing sesuai kapasitas dan kemampuan mereka. Kita tentu tidak bisa minum langsung dari teko, dan gelas juga tidak bisa menampung air lebih banyak dari teko.

Oke contoh lain antara anak desa dan anak kota. Seorang anak desa yang biasa tinggal di perdesaan jauh dari riuhnya perkotaan, jauh dari polusi dan kemacetan. Mereka disuguhkan permandangan alam yang indah nan asri juga udara yang sejuk. Suatu hari mereka diajak ke kota, dan mereka dengan takjubnya melihat gedung-gedung menjulang tinggi melebihi bukit-bukit di desa mereka. Mereka juga kagum melihat mobil-mobil mewah di jalanan kota. Sebaliknya, anak kota yang terbiasa melihat gedung-gedung pencakar langit, terbiasa melihat mobil mewah di jalanan, ketika mereka pergi ke desa juga akan takjub dengan suasana desa yang tentram dan indah dengan permandangan alamnya. Lagi, kuncinya adalah "menghargai". Jangan pernah merendahkan orang lain atas bagaimana situasi yang mereka dapat. Sadarilah bahwa kita diciptakan berbeda dengan warna masing-masing untuk menjadi pelangi di bumi.

Lagi, ini soal isu yang agak sensitif. Tentang agama dan warna kulit. Semua agama pada dasarnya mengajarkan kebaikan dan kebajikan hidup di bumi. Kita semua diperintahkan untuk saling menjaga satu sama lain untuk menciptakan bumi yang aman dan damai bagi semua manusia. Tentang aqidah kita harus punya dasar sendiri-sendiri. Jadilah umat beragama yang bukan sekedar punya agama, tapi yang berilmu dan pelajarilah serta laksanakan segala yang diperintahkan dan jauhi segala yang dilarang. Soal warna kulit juga hampir sama, Tuhan menciptakan kita berbeda-beda pasti ada tujuannya, dan itu pasti yang terbaik. Janganlah perbedaan agama, warna kulit, suku, ras, dan lainnya dijadikan sumber perpecahan dan perperangan. Toh, damai itu indah kan. Lagi, menghargai adalah kuncinya.

Terakhir, penyakit bisa datang ke kita kapan saja, kita juga bisa 'berpulang' kapan saja. Orang yang terindikasi memiliki penyakit seperti HIV/AIDS atau thalassemia bukan untuk dijauhi. Datangi dan support mereka untuk selalu semangat hidup. Kelak ketika giliran kita sakit, mungkin di hari tua, kita juga tidak dijauhi orang-orang yang kita sayangi.

Hidup itu indah jika kita bersama. Bersama itu indah. Perbedaan yang bersama-sama itu bak pelangi indah yang menghiasi langit. Melengkung seperti sebuah senyuman.

Senin, 08 Desember 2014

Perenungan

Dalam hidup memang selalu ada pilihan,
Termasuk memilih dari baik ke buruk,
Atau dari buruk ke baik,
Itu pilihan kita sebagai masing-masing individu,

Memang dari buruk ke baik lebih positif dibanding dari baik ke buruk,
Lantas,
Apa kita yakin jika hari ini kita berbuat keburukan,
Maka kita akan bertemu hari esok untuk memperbaikinya,

Atau,
Jika kita berprinsip untuk nakal dulu di masa muda,
Dan berbuat baik di hari tua,
Padahal tidak ada seorangpun yang bisa menjamin kita akan menemui hari tua,

Maka muncullah pilihan untuk selalu berusaha menjadi baik,
Tanpa menunggu hari esok tiba,
Kalaupun kita dapat melihat hari esok dan masa tua,
Apa kita yakin bisa berubah baik,
Jika hari ini saja kita lebih memilih untuk menjadi buruk,

Dan bila itu terjadi,
Maka kita dapat pilihan terakhir,
Yang terburuk,
Menjadi insan yang selalu berbuat buruk,
Dan tanpa sadar,
Waktu kita tiba untuk kembali,
Renungkanlah.

Minggu, 07 Desember 2014

Dua Puluh Dua

Dua puluh dua akan selalu diingat,
Dengan segala ceritanya,
Hitam putihnya,
Suka dan duka,
Dan semua kenangan yang terukir,

Dua puluh dua yang paling bermakna sejauh ini,'
Memberi banyak pelajaran hidup,
Diawali dengan cerita manis,
Lika-liku romantisme,
Belajar untuk menerima,
Belajar untuk bersahabat dengan kenyataan,
Sepahit apapun itu,
Anggap saja itu obat,

Dua puluh dua penuh moment emosional,
Tentang perjuangan skripsi,
Menghadapi badai,
Teriknya matahari siang,
Lapar karena harus hemat,
Belajar sabar,

Dan puncaknya tanggal 28 Agustus 2014,
Senyum dari dua orang tersayang,
Air mata bahagia meski tak ditampakkan,
Seperti ada sebuah kelegaan,

Dua puluh dua akan selalu terkenang,
Terlalu indah,
Namun waktu harus segera berlalu,
Segala moment indah lainnya sudah menanti di depan,
Di dua puluh tiga,
Harapannya masih tentang ingin membahagiakan orang tua,
Menjadi sebuah kebanggaan,
Yang membuat mereka bisa tegak menghadapi hari tua.

Kamis, 04 Desember 2014

Cerita Anak Pedalaman

Kami sering mendengar tentang sahabat kami,
Sahabat satu negeri,
Kabarnya mereka bisa pergi sekolah naik sepeda,
Ada yang naik sepeda motor,
Ada yang naik mobil bersama orang tua,
Ada juga yang naik angkutan umum,

Seru rasanya,
Tapi kami gak kalah menyenangkan,
Kami pergi sekolah beramai-ramai,
Jalan kaki,
Dengan sepatu sederhana,
Yang kalau kami berjalan,
Bisa rasakan batu-batu yang kami injak,
Atau jempol kami yang hampir menyembul keluar,

Belum lagi kami harus berjalan jauh,
Kami harus pergi satu sampai dua jam sebelum buk guru memukul lonceng,
Kami harus menyeberangi sungai,
Dengan arus yang deras,
Jembatan yang hampir putus ini adalah jalan kami,
Kami senang bukan main setiap pergi ke sekolah,
Kami tertawa bersama,

Kata mamak dan bapak ini semua untuk cita-cita,
Kami tak tahu apa itu cita-cita,
Kata buk guru cita-cita itu apa yang kami inginkan,
Kalau yang kami inginkan,
Sangatlah sederhana,
Bisa membahagiakan mamak dan bapak,

Tapi kami sering mendengar teman-teman di kota banyak yang malas sekolah,
Sebagian dari mereka juga saling berkelahi,
Kami tak tahu mengapa demikian,
Kata buk guru,
Apapun yang terjadi,
Kami tak boleh berhenti sekolah,
Meski kami harus berenang melewati derasnya arus sungai.

LDR Jilid 2

Setelah gue cerita tentang hal negatif dari yang namanya hubungan jarak jauh atau long distance relationship (LDR), kali ini gue mau cerita tentang hal positif dari LDR. Pada dasarnya di dunia ini Tuhan selalu menciptakan segala hal ada baik-buruknya atau positif-negatifnya, itulah yang disebut keseimbangan seperti yin dan yang atau hitam dan putih. Begitu juga dengan LDR, ada negatif tentu ada positif. Kalau soal lebih besar mana antara positif dan negatifnya, lo bisa nilai sendiri.

Pertama, lo bisa rasain cinta yang begitu besar lewat LDR. Karena lewat LDR hati lo akan lebih bermain dari indera lainnya. Secara lo gak bisa lihat dia langsung, lo gak bisa dengar suaranya langsung, apalagi lo mau nyentuh dia. Nah karena itulah hati lo mengambil peran yang lebih besar. Lo bisa senyum-senyum sendiri lewat chatting, bisa ketawa girang lewat telepon. Gila? Bukan, that's called love. Kebanyakan orang jika dihadapkan pada cinta akan berubah dari dirinya sendiri.

Kedua, lo bisa melatih sifat-sifat baik lo lewat LDR. Ada banyak sifat baik yang bisa lo latih seperti sabar, jujur, percaya, dan tanggung jawab. Oke, kita bahas satu persatu. Sabar, lo bisa melatih kesabaran lo karena lo akan dengan sabarnya menunggu waktu yang tepat untuk bisa bertemu langsung dengan dia. Jujur, lo akan menjadi terbiasa jujur kalau lo bisa jujur juga sama dia selama lo LDR. Percaya, lo harus percaya sama dia kalau mau hubungan lo langgeng. Tanggung jawab, lo juga akan terbiasa tanggung jawab dengan banyak hal kalau lo bisa bersikap tanggung jawab atas hubungan yang telah lo dan dia jalin. Maka dari itulah, banyak sifat baik akan menjadi kebiasaan kalau lo bisa membiasakan selama lo LDR-an.

Ketiga, anak LDR akan mendapat moment-moment yang lebih bermakna dibanding orang pacaran biasa. Lo bisa kasih surprise ke dia, dan kalau lo lakuin ini momentnya akan sangat bermakna bagi dia. Secara, kalian jarang ketemu, sekalinya ketemu lo datang dengan misterius dan romantis. Itu rasa rindu yang tersimpan lama akan tertuang dan tumpah pada satu moment romantis.

Keempat, ketika sukses dengan LDR nya dan meresmikan hubungan itu pada satu ikatan resmi nan suci, anak LDR akan lebih banyak kisah yang diceritakan dan dikenang, tentang pahit manisnya cinta, tentang perjuangan pertahanin cinta hingga sampai happy ending seperti ini. Dan kisah-kisah itu akan bisa diturunkan ke anak cucu lo nanti agar mereka bisa mengerti bahwa cinta itu suci, indah, dan penuh perjuangan.

Nah, itulah empat hal baik tentang LDR yang bisa gue bagiin. Kembali ke paragraf pertama tadi, baik buruknya LDR lo sikapi sendiri. Asal gak ada yang tersakiti ataupun tersiksa batinnya. Seperti uji nyali dunia lain, lo bisa nyerah kapan aja. Ini cuma untuk perenungan dan penyemangat lo pada kalau sedang jalani status LDR. Sudah ya, sampai sini aja dulu. Bye...

Selasa, 28 Oktober 2014

Hikayat Seekor Kupu-kupu Kecil

Ada seekor kupu-kupu yang terjebak di ruang gelap,
Ia terus terbang sampai akhirnya ia menemukan cahaya,
Namun sayang ternyata cahaya tak selalu menjadi jalan keluar,
Karena cahaya itu datang dari sebuah kaca bening,
Ada cahaya namun bukan sebuah jalan keluar,
Si kupu-kupu kecil terus mencoba menembus kaca itu,
Namun usahanya nihil,

Kupu-kupu kecil tadi terlihat putus asa,
Ia sudah mulai lelah mencoba menembus kaca itu,
Sebesar apapun usahanya,
Hasilnya akan tetap sama,
Lalu ia diam sesaat hinggap di kaca,

Lama berdiam diri,
Akhirnya ia memutuskan untuk mencari jalan lain,
Pilihannya hanya satu,
Ia harus terbang melawan kegelapan,
Akhirnya ia pun terbang,
Terbang lebih tinggi dan lebih tinggi,
Dan ternyata ia menemukan cahaya yang lain dari ia terbang tinggi tadi,
Ya itulah jalan keluar sesungguhnya,
Lantas saja ia terbang di tengah bunga-bunga,

Mungkin kita bisa mencontoh kisah kupu-kupu kecil ini,
Terus berusaha,
Jangan gampang nyerah,
Jangan takut melawan gelap,
Karena bisa jadi dari sanalah kita dapat jalan keluar.

Rabu, 15 Oktober 2014

Tak Berjudul

Ada yang hidup untuk harta,
Ada yang hidup untuk kuasa,
Ada orang hidup tanpa tujuan,
Tapi aku hidup untuk bahagia,
Dan kau akan menjadi kanvas kebahagiaanku,

Ingatkah kau tentang mimpi kita,
Dikelilingi anak-anak lucu dan pintar.
Didalam sebuah rumah sederhana,
Rumah penuh cinta,

Kalaupun aku pergi entah kemana,
Lama tak kembali,
Tapi pastikan ada satu ruang di hatimu,
Untuk aku tempati ketika aku pulang nanti,

Aku yang tak akan kemana-mana,
Pergi untuk pulang lagi,
Karena ibarat burung,
Akan kembali ke sarangnya ketika hari mulai senja.

Sabtu, 11 Oktober 2014

Nestapa di Suatu Pagi

Ada kicauan burung bak senandung,
Dedaunan yang memeluk erat embun,
Sang surya yang masih malu,
Membuat langit tampak sendu pagi ini,

Apa kabar kau di seberang sana,
Apa kau masih mengingat segalanya yang kau bilang tak mungkin lupa,
Seperti matahari yang tak mungkin lupa dimana harus datang dan pergi,
Setidaknya kau tak mungkin lupa kita pernah menulis bersama,

Terhalang oleh tebing tinggi,
Gelap dan tanpa suara,
Ada orang yang berhenti,
Ada orang yang kembali,
Ada orang yang berputar-putar,
Tapi aku panjat tebing itu,
Dan terbentanglah pemandangan luar biasa dari atas sana,

Aku ingin kau disini,
Kau bisa membersihkan bajuku dari butiran pasir,
Atau membenarkan letak kerah kemejaku,
Atau hanya sekedar duduk bersama menikmati keindahan ini.

Karena Ini Rumahmu

Tentang kau yang bersandar di dermaga hati,
Sebuah dermaga hati kecil di pulau yang sepi,
Hanya ada nyiur-nyiur hijau,
Dan beberapa kepingan masa lalu,

Kau jatuhkan jangkar di titik yang tepat,
Tak mungkin kapalmu bisa berlayar lagi,
Tinggallah disini terus,
Karena pulau ini adalah rumahmu,

Dan kau takkan pernah merasa kurang,
Kau yang akan selalu aman dan nyaman,
Apabila sang langit mulai gaduh,
Berteduhlah di gubuk disana itu,
Ku buatkan hanya untuk kau,

Salah siapa kau mampir kesini,
Karena kau takkan pernah pergi kemana-mana lagi,
Ku pastikan kau akan tetap selalu disini,
Dan ku pastikan tak ada tempat yang lebih indah dari ini.

Tentang Seseorang

Selamat malam kasih,
Sinar mu yang tak pernah redup,
Meski langit sedang gaduh,
Dan awan yang mencekam,

Hujan pun tak mampu menghapus lembutmu,
Lembut setiap senyum itu,
Lembut setiap untaian kata yang keluar,
Kau tetap sama, kasih,
Selalu berpindah dari satu saraf ke saraf lainnya,
Di dalam pikiranku,

Jika bahagiamu adalah bahagiaku,
Dan bahagiaku adalah bahagiamu,
Mengapa kita tak saling membahagiakan,
Agar kita bisa merasakan bahagia yang sama.

Jumat, 10 Oktober 2014

Ketika Semuanya Sudah Terasa Indah

"Kita akan terus bareng kan, Yang?"

"Pasti,,, aku janji."

Pernah lo berada di moment dimana lo merasa hidup lo begitu nyaman? Nah benar, sering kali kita merasa nyaman ketika kita bersama orang yang bisa buat kita nyaman. Dengan segala kemampuan dan keindahan yang dia miliki, gue ngerasa hidup gue udah sempurna. Hidup memang seperti itu, cinta adalah bagian dari kehidupan, seperti puzzle, saling melengkapi, maka ketika lo nemuin cinta yang tepat, bagian yang tadinya kosong itu pun menjadi utuh. Setidaknya sementara.

Lho, kenapa bisa gue bilang sementara? Gini, cinta sering kali jatuh tanpa sempat hati untuk memilih, kan? Ketika lo jatuh cinta, apapun terasa sempurna. Termasuk hidup. Lalu, apakah sudah cinta pada orang yang tepat? Oke, gue ceritain kisah yang satu ini dulu.

Ada satu masa ketika gue masih kuliah, gue kenalan dengan seorang cewek. Namanya Sarah. Ah sudah, sebut aja gitu namanya. Lagi dan seperti cerita yang lain, Sarah ini adik angkatan gue di kampus. Sarah ini tipe gue banget, dengan penampilan yang bisa dibilang diatas "tuntas nasional" dan sikap manjanya yang selalu buat rindu. Ketemunya juga lucu, waktu itu dia lagi duduk di kantin, makan es krim, sesekali tertangkap lagi ngupil, terkadang rapiin poni, terus upil tadi lengket di rambut. Aduh apaan sih ini, tapi entah kenapa, ya unyu aja gitu. Terus dengan gaya cool gue samperin lah dia, secara gue senior.

"Hey anak kampus sini juga", gue sapa.

"Iya bang, kok tau?", tanyanya.

"Tau donk, tandai kamu itu mudah banget lagi, seperti diantara ribuan bintang, kamu yang paling terang, di hati aku...", eh gue gombal.

Dia terdiam sesaat, cuma terperangah, mulut terbuka terus masuk lalat, gak lama mimisan. Kemudian baru tersenyum.

"Ah abang bisa aja,".

"Hehe, Sarah ya? Kenalin, aku Arif".

"Iya bang, senang bisa kenalan dengan abang".

Setelah banyak ngobrol dan membombardir dia dengan banyak gombalan maut, akhirnya kami pun berpisah dan pulang ke rumah masing-masing. Gak lama, henpon gue bunyi tanda masuk pesan. Wah ternyata dari Sarah.

 "Hai abang, siang..."

"Eh iya Sarah, hai juga. Kamu udah di rumah?"

"Udah donk, abang udah di rumah juga kan?"

"Gak, aku kan di hati kamu, hehe."

"Ah bisa aja"

"Eh ngomong-ngomong, dapat nomor aku dari mana ya?"

"Ada deh,,, yang penting kan udah dapat, hehe."

"Hemm, iya deh..."

Sejak hari itu kami jadi sering saling kirim pesan, ngobrol via sms terkadang telfonan. Hari-hari terasa indah aja gitu. Dan juga sepertinya Sarah juga udah kena gombalan maut gue.

Proses PDKT kami terasa sangat mudah, segalanya berjalan lancar tanpa hambatan, gak kayak jalanan ibukota yang macet setiap harinya. Singkat cerita, kami PDKT selama 2 bulan terus gue tembak dia.

"Kita udah dekat selama 2 bulan, aku rasa cukup lah untuk mengenal kamu.", aku mulai pembicaraan.

"Lah terus?"

"Terus kamu mau gak jadi pacar aku? Yang temani hidup aku, jalani hari bersama."

"Gak ada satu alasan pun bagiku untuk menolak kamu, cintaku...", tutupnya dengan simpul senyum termanis.

Setelah hari itu, kami pun menjalani hidup berdua, Kemana-mana berdua. Buat tugas, refreshing, pergi kuliah, olahraga juga berdua. Hidup terasa indah setiap harinya. Lengkap, pikirku saat itu.

"Kita akan selalu bareng kan, Yang?"

"Pasti,,, aku janji, aku gak bisa hidup tanpa kamu".

"Aku juga, love you".

"Love you too"

Ahh, ini antara so sweet atau memuakkan sih. Tapi kalo lo berada di posisi itu, apapun itu terasa manis. Menganggap dia lah cinta sejati kita. Dan cinta memang selalu dapat mengubah segalanya, Termasuk mengubah diri lo.

Awalnya Sarah bilang gue cuek, gue suka pergi gak bilang-bilang, dia maunya kalo gue pergi harus bilang dulu. Gue boker juga bilang, semua-semua lapor. Ya namanya juga cinta, meski awalnya agak aneh, tapi lama-lama nurut juga. Banyak yang berubah karena cinta. Kita juga pelan-pelan akan kehilangan jati diri karena cinta,  Tapi gue pikir, dengan gue berubah kami akan selalu sama-sama terus.

Tapi itu semua salah. Sepenuhnya salah. Kenapa gue bilang salah? Karena logisnya, dengan diri gue yang dulu aja sebenarnya Sarah jatuh cinta, terus kenapa dia minta gue berubah dan kenapa gue mau berubah. Bukannya ketika kita bisa cinta sama seseorang, kita harusnya udah tau kelebihan dan kekurangan dia. Dan sudah jadi pertimbangan kita.

Dan itu terbukti ketika gue dan Sarah terus sama-sama dan masuk dimana salah satu atau keduanya merasa bosan. Kayak lo berpuluh tahun makan nasi, tapi seminggu lo gak boleh makan nasi diganti makan gandum. Sulit kan menerima? Begitulah gue sulit menerima, gue jadi gak tau harus gimana, kami benar-benar gak siap untuk masuk di situasi ini, kami terlalu terlena dengan segala keindahan yang disuguhkan oleh cinta. Padahal cinta layaknya hidup memiliki dua sisi yang berbeda, sisi hitam dan sisi putih.

Yang tadinya kami gak pernah ribut, untuk ini kami ribut, hanya karena salah satu merasa bosan dan satu lagi maunya kayak biasa, bareng terus. Kami benar-benar gak siap untuk ini, akhirnya kami memutuskan untuk berpisah.

Terus hidup gue? Hidup gue ya terasa hampa, benar-benar kehilangan. Rasa gengsi untuk meminta kembali, membuat kami semakin jauh dan akhirnya hilang kontak. Gue benar-benar gak tau harus berbuat apa waktu itu. Tapi terus gue mikir, bukannya setiap manusia hanya bisa berencana, dan Allah lah yang menuntun jalan hidup kita. Meskipun kita punya 1000 rencana kedepan, kalo bukan jalan hidup kita, ya kita hanya bisa menerima dengan ikhlas. Tapi percayalah, jalan hidup yang Allah berikan pasti yang terbaik untuk kita. Gue juga petik pelajaran dari ini, selama hal itu baik, kita gak harus berubah atau mengubah pasangan kita karena cinta. Maka, kita harus saling kenal dulu sebelum menjalin hubungan, mengenal setiap sifat, sikap, tingkah laku, dan kepribadiannya. Tapi kolo hal-hal yang buruk, misalnya hobi selingkuh, itu harus berubah lah.

Dan soal cinta sejati, cinta sejati akan datang pada setiap manusia. Sudah ditakdirkan. Kita hanya harus tetap berikhitiar. Soal siapa dan kapan, biarlah itu menjadi rahasia-Nya dan misteri kehidupan.

Udah ya, sampe sini aja, see you...

Selasa, 07 Oktober 2014

IBU oleh: Chairil Anwar

Cuma mau share salah satu dari sekian banyak puisi Chairil Anwar. Waktu aku baca puisi ini, ada rasa yang begitu menyentuh lalu tertarik untuk membagikan. Enjoy!

Ibu

Pernah aku ditegur
Katanya untuk kebaikan
Pernah aku dimarah
Katanya membaiki kelemahan
Pernah aku diminta membantu
Katanya supaya aku pandai

 

Ibu…..
 

Pernah aku merajuk
Katanya aku manja
Pernah aku melawan
Katanya aku degil
Pernah aku menangis
Katanya aku lemah

 

Ibu…..
 

Setiap kali aku tersilap
Dia hukum aku dengan nasihat
Setiap kali aku kecewa
Dia bangun di malam sepi lalu bermunajat
Setiap kali aku dalam kesakitan
Dia ubati dengan penawar dan semangat
Dan Bila aku mencapai kejayaan
Dia kata bersyukurlah pada Tuhan

 

Namun…..
Tidak pernah aku lihat air mata dukamu
Mengalir di pipimu
Begitu kuatnya dirimu….

 

Ibu….
 

Aku sayang padamu…..
Tuhanku….
Aku bermohon padaMu
Sejahterakanlah dia
Selamanya…..

Jumat, 03 Oktober 2014

Cewek PHP

Pernah ketemu atau dekat sama cewek PHP? Belum tau apa arti PHP? Oke, PHP itu singkatan dari Pemberi Harapan Palsu. Jadi cewek-cewek PHP itu sering kasih harapan ke orang lain tanpa ada niatan untuk benar-benar lakuin. Jahat? Hemm lumayan.

Kalo lo udah baca tulisan gue tentang cewek PMS, sebenarnya cewek PHP ini gak jauh beda sama cewek PMS. Sama-sama nyiksa lo, tapi bedanya kalo cewek PMS suka nyudutin lo sampe lo gak bisa berbuat apapun, kalo cewek PHP ini bisa buat lo terbang sampe ke langit ke tujuh, terbang pake balon udara, terus balon udaranya dia bocorin dan akhirnya lo jatuh dengan sangat sakit. Tapi intinya sama aja sih. Membandingkan cewek PMS dengan cewek PHP itu sama kayak lo bandingin Adolf Hitler sama George W. Bush, sama-sama kejam.

Gue ada sedikit cerita tentang pengalaman gue dekat sama cewek PHP. Sebut aja namanya Ami, bukan nama sebenarnya tentu. Ami ini adik angkatan gue di kampus gitu. Gue kenal dia juga gak sengaja, entah kenapa tiba-tiba kami dekat dan sering cerita banyak hal. Lumayan nyambung sih. Hobi kami juga sama, sama-sama suka ceritain orang lewat. Banyak orang gak berdosa jadi korban kami. Tapi Ami ini sifat PHP nya kental banget, entah bawaan lahir, sifat turunan, atau bawaan genetik. Tapi yang jelas, PHP dan Ami ini gak bisa dipisahin lagi, udah mendarah daging. Dan meskipun Ami sering PHP, tapi dia tetap aja manis, entah susuk apa yang dimasukin ke tubuhnya. Ada banyak hal kenapa gue bilang Ami PHP, lo perhatiin aja deh ini.

Ami: "Ih pusing deh banyak tugas, dosen tegaan bener dah sama mahasiswa".

Arif: "Iya sama nih, aku banyak tugas juga, pusing ya".

Ami: "Ih siapa yang nanyak juga, sok mau diperhatiin".

Nah, kasus pertama mengatakan bahwa cewek PHP itu selalu mau diperhatiin tapi dia gak mau balik perhatian. Sedih? Iya.

Arif: "Besok mau UTS tapi gak tau ruang, gak tau nanyak ke siapa".

Ami: "Lho kan ada aku."

Arif: "Kamu mau temani? Kamu baik deh."

Ami: "Ih siapa sih sok kenal minta-minta temani. Lagian aku cuma bercanda aja tadi."

Di kasus kedua diatas, lo harus hati-hati sama setiap tawaran dari cewek PHP, lo harus siapin mental kayak lo mau perang sama negara tetangga. Waspadalah waspadalah. Sedih lagi? Iya.

Ami: "Pengen es krim deh, enak ya siang-siang gini."

Arif: "Yuk pergi cari es krim."

Ami: "Malas keluar, kamu beliin antar ke rumah ya."

Arif: "Tapi kan seru pergi bareng."

Ami: "Kalo kamu gak mau antar, ya udah, aku juga gak pengen es krim lagi".

Nah kalo kasus yang barusan, selain lo harus siapin mental kalo-kalo ajakan lo ditolak, lo juga harus punya pendirian untuk tidak melakukan yang bisa merendahkan harga diri lo sendiri sebagai cowok.

Ami: "Hai..."

Arif: "Hai juga, lagi ngapain?'

*Gak ada balasan*

Dan yang terakhir ini adalah PHP akut. Ini udah level maksimal, gak tertolong lagi.

Nah itu tadi cuma contoh-contoh kasus diantara banyak kasus. Kami dekat beberapa bulan dan tanpa jadian. Setelah lelah berusaha dekati Ami, dan gak ada perkembangan, akhirnya gue pun mutusin untuk berhenti dan semua berakhir gitu aja. Kabar terakhir sih Ami udah punya pacar yang profesinya tukang delivery Pizza, cocok kan? Iya. Bisa antar-antarin es krim setiap hari.

Dan hidup gue setelah itu semua menjadi lebih baik. Awalnya sih gue galau, kayak anak kucing kehilangan induknya. Bingung harus ngapain, gak ada kawan cerita, padahal biasanya gue cerita juga gak ada yang dengar. Tapi mungkin gue nya aja yang terlalu drama. Mungkin ini efek gue tiap hari nonton sinetron Indonesia, ada yang anak pergi sekolah naik naga, naik burung elang, ada yang ganteng-ganteng jadi serigala. Paling macho gue nonton orang India tegap-tegap terus nyanyi sambil joget.

Tapi galau gue gak lama-lama banget kok, setelah gue nonton film action, gue gak drama lagi. Iya gue nonton film pertualangan gitu. Upin Ipin mencari harta karun. Ada moment paling macho waktu Jarjit berantem sama Upin. Gue nontonnya sambil gigit jari. Ah balik ke cewek PHP tadi. Sebenarnya sih jangan melulu nyalahin orang lain, coba nilai diri sendiri juga. Semua hal itu sebenarnya tergantung kita nya juga.

Kayak kasus-kasus diatas tadi, kalo lo punya pendirian yang kuat, lo gak akan terjerumus ke situasi kayak tadi kok. Bisa jadi malah si cewek nya yang sebenarnya terganggu akan kehadiran lo, kalo dia memang tertarik sama lo, pasti respon dia ke lo juga bagus, gak dingin kayak tadi. Jadi, lo harus bisa baca situasi, perasaan orang, dan juga kode-kode tertentu. Dan gue ingatin lagi, jangan melulu nyalahin orang lain, bisa jadi bukan dia nya yang PHP, tapi lo nya aja yang kege-eran membaca sikap seseorang ke lo.

Ah ya udah segitu aja, semoga ada pelajaran yang bisa dipetik dari ini semua. Dan kita semua bahagia.

Selasa, 30 September 2014

Menebar Benih Ke Setiap Hati, Tepatkah?

Ada banyak cara untuk mendapat cinta. Salah satu yang coba gue bahas adalah cara seperti kita menebar benih di kolam ikan dengan harapan ada beberapa ikan yang memakan benih-benih tadi. Ini hasil dari penelitian gue sama beberapa orang yang gue jumpai. Jadi, ikan tadi kita analogikan aja sebagai hati dan benih sebagai cinta. Ada orang-orang yang terus aja menebar cinta dalam bentuk perhatian ke banyak orang dengan harapan ada yang keterima satu atau lebih. Cara ini bisa dibilang efektif jika kita lihat hukum peluang dalam ilmu matematika. Karena jika ada 20 orang yang lo lempar perhatian, harapannya paling kecil kan 10% nya bisa terjerat, yaitu dua orang. Harapannya sih gitu, tapi pertama, sering kali harapan tidak sesuai kenyataannya, dan kedua, ini bukan hukum matematika yang ilmu pasti, ini cinta, ditebak aja sulit, apalagi dihitung-hitung dengan angka.

Lo boleh aja mengejar cinta lo terus memperjuangkannya. Boleh aja, sah-sah aja. Itu hak lo sebagai makhluk yang bisa jatuh cinta. Tapi logis gak sih, ada orang bisa jatuh cinta sama 20 orang sekaligus. Itu lo bukan ngejar cinta namanya, tapi ngejar status. Lo pengen orang-orang nganggap lo karena lo bisa punya pacar meskipun hati lo gak sebahagia yang tampak di wajah lo. Dan satu lagi, lo boleh aja ngejar cinta kayak gue bilang tadi, tapi itu jangan sampe menjatuhkan harga diri lo juga, itu lo sama aja kayak ngobral diri lo. Jadi, menurut gue sih fix cara ini gak efektif dilihat dari sisi si pelaku.

Oke, coba kita lihat dari sisi yang lain, sisi si korban atau para korban lebih tepatnya. Menjadi salah satu dari puluhan itu gak enak banget, kecuali lo mirip Raffi Ahmad kalo cowok atau Syahrini kalo cewek. Itu pasti banyak orang yang mau ngantri, tapi Raffi sama Syahrini gak mau juga ngobral diri pasti ya. Oke kita kembali ke persoalan awal tadi, menjadi salah satu dari puluhan itu gak enak. Coba aja lo bayangin di posisi ini. Lo pasti akan sulit percaya dia sungguh-sungguh atau enggak. Dia bilang cinta, tapi gak sama lo doank, banyak. Dibilang playboy tapi gak ada yang jadi satu pun, mungkin lebih cocok dibilang failboy. Dan lagi, menurut gue dari sisi ini juga gak efektif.

Jadi bisa kita simpulin bahwa cara ini sebenarnya gak efektif. Lo cuma buat orang lain bingung dengan pendirian lo. Mana tau dari 20 orang tadi ada satu orang yang sebenarnya perhatiin lo dan lo gak sadar, tapi dia urungkan niatnya karena menilai lo gak sungguh-sungguh. Harusnya lo fokus sama satu orang aja dulu, lo tunjukin kalo lo bener-bener sayang, lo perhatiin dia, buat dia nyaman dan akhirnya sayang balik. Kalo gagal? Tenang aja, kegagalan adalah cara Tuhan untuk liat usaha dan kesungguhan kita. Dan dari kegagalan juga kita bisa belajar. Jangan kecil hati, lo pasti dapatin orang itu yang benar-benar menggunakan hatinya, bukan cuma menilai tampilan fisik aja, karena dengan begini, hati lo tampak lebih sempurna.

Karena cinta sebenarnya kan bagaimana kita bisa meyakinkan aja lalu buat dia nyaman. Untuk apa kita mengejar status? Biar orang gak bilang kita jomblo gitu? Kalo lo terus turutin apa orang bilang tanpa punya pendapat sendiri, lo bakalan terus jalan di tempat, gak akan berpindah semeter pun. Lagipula ketika lo ada pacar dan lo ada masalah dengan pacar lo, mereka juga gak akan bantu, mereka cuma berkomentar. Oke masbro dan mbaksist? Keep calm aja ya. See yaa....

Tak Seperti Cerita Dongeng

Hidup itu kan pada intinya sangat jauh berbeda dari cerita dongeng yang selalu "happily ever after" di akhir cerita. Dan juga gak seperti cerita FTV yang tayang tiga kali sehari, pagi, siang, malam, udah kayak minum obat. Kalo di FTV, lo cuma jual sayur pun bakalan ada yg cinta sama lo dan dia pun naik mobil. Tapi jangan mimpi bakal kejadian di dunia nyata. Oke, kita gak akan bicarain soal hidup secara general, kita spesifikkan ke dalam persoalan perasaan, yaitu cinta. Cinta yang sudah menyentuh ke setiap golongan, warna kulit, maupun usia ini sudah menjadi kisah utama dalam kehidupan.

Cinta adalah sebab utama mengapa manusia bisa ada sampai sekarang. Karena cinta, Nabi Adam dan Hawa dapat bersatu setelah terpisah cukup jauh dan sangat lama. Itulah sejarah awal manusia. Dan cinta juga menyatukan dua orang manusia kemudian terlahirlah manusia-manusia baru, seperti itu seterusnya. Termasuk kita yang terlahir berkat cinta yang tertanam di hati orang tua kita. Dalam hal ini, kita bisa lihat betapa sucinya cinta.

Tapi lo pernah gak terpikir bahwa ada sisi dari mencintai itu yang gak enak, yaitu ketika lo harus mengikhlaskan cinta. Itu pengorbanan terbesar ketika kita sudah masuk ke dunia cinta. Lo akan dihadapkan ketika cinta gak bisa dibangun lebih tinggi lagi, dan lo harus ikhlas untuk berhenti dan lo harus membangun cinta yang baru, lo harus percaya lo bisa. Kayak udah gue bilang di awal, cinta di dunia nyata itu gak kayak di cerita dongeng, kita harus berkali-kali rasain "broken heart" baru kemudian "happily ever after". Lagi-lagi lo harus percaya.

Cinta... Ada kalanya lo harus pertahanin, dan ada kalanya lo harus relakan. Ada banyak yang sulit kita lawan di dunia ini, salah satunya takdir. Awalnya cinta memang harus diperjuangin, banyak pengorbanan disini. Tapi pada dasarnya perjuangan cinta itu tidak sendirian, karena cinta menyangkut dua hati maka cinta harus diperjuangkan oleh dua orang. Kalo lo mau diperjuangin, lo juga harus mau berjuang juga, jangan mau enaknya aja dan sok merasa spesial. Dan perjuangan cinta juga mengenal batas, ketika lo udah berjuang namun gak kunjung menuai hasil, kemudian lo merasa lelah, mungkin lo harus coba berhenti. Karena cinta pada dasarnya tidak bersifat memaksa.

Dan setelah lo udah berhenti berjuang dan lo baik-baik aja atau bahkan bisa lebih baik, berarti lo harus segera merelakan cinta itu. Gak usah kebanyakan drama buat status di media sosial, galau, sok rapuh. Lagipula harusnya lo paham bahwa diri lo ya lo sendiri yang atur, jangan mau diatur-atur sama orang lain, apalagi mereka yang gak peduli sama sekali. Kalau kata penulis novel, Alitt Susanto, jadi katanya cara mengukur lo butuh dia apa gak adalah dengan cara lo menjauh dari dia, kalo lo baik-baik aja, berarti sebenarnya kita gak butuh-butuh dia banget.

Oke, kalo lo punya temen berada di posisi ini dan lo saranin untuk rela dan ikhlas melepaskan, ada beberapa kemungkinan jawaban, kalo gak "kamu gak ngerti karna gak di posisi aku", atau "kamu gampang bilangnya", atau "susah cerita sama kamu", dan yang terakhir temen lo gak balas lagi tapi dia diam-diam nangis di kamar. Ya kita semua tahu bahwa cinta terkadang gak ada logika, ketika lo jatuh cinta, sebagian besar logika lo bakal tertutup, dan perasaan yang memainkan semuanya. Tapi lo harus ngerti dan jangan mau dibegoin mulu.

Intinya sih, kita semua harus punya standar kapan kita perjuangin cinta dan kapan kita melepaskan cinta. Supaya kita gak malah mengganggu orang yang kita cinta. Kita juga harus peka terhadap perasaan orang yang kita cinta. Menghargai itu indah, kan. Selain itu juga, kita bisa terhindar dari rasa bego karena cinta, jangan sampai cinta yang mengendalikan kita, tapi kita lah yang mengendalikan cinta. Kan lebih baik kita simpan energi kita untuk perjuangin orang yang pantas diperjuangin, yang mau sama-sama berjuang dalam jalan cinta juga jalan menuju ridho-Nya. Bukan untuk orang yang sama sekali gak pantas. Tenang aja, kisah cinta setiap manusia itu kalo kita sungguh-sungguh pasti akan menemui "happily ever after" masing-masing.

Udah ah, sampe sini aja. Semoga ada yang tercerahkan hati dan pikirannya, hehe.

Rabu, 24 September 2014

Berhadapan Dengan Cewek PMS

Kalo cewek-cewek pasti udah tahu donk apa itu PMS. Ini buat cowok-cowok yang belum tahu apa itu PMS, oke gue jelasin sedikit. PMS itu bukan Palang Merah Sekolah ya. Hemm oke palang merah juga sih, tapi bukan yang itu. Ini lain. PMS atau yang kepanjangannya Premenstrual Syndrome ini biasa juga disebut dapat atau datang bulan. Iya karena datangnya sebulan sekali. Apa ada yang sebulan dua kali? Hah ada yang sebulan penuh? Oke lo harus periksa ke dokter. Ih apaan sih kok malah cewek yang nanya, ini kan untuk cowok-cowok biar mereka tahu gimana hadapin cewek PMS.

Cewek kalo lagi PMS itu bakat marah-marah dan sensitifitasnya naik 200%. Serem? Pasti. Nah apa aja yang lo buat sebagai cowok pasti salah aja. Hanya ada dua pilihan ketika lo berhadapan sama cewek PMS. Pertama, kalo lo salah mending langsung ngakui kesalahan lo. Kedua, kalo lo benar, lo ngaku aja salah dan balik ke poin pertama. Iya kayak senior di kampus waktu masa ospek, ini lebih seram bahkan. Ini lo gak bisa lari. Lo cuma bisa diam terpaku dan tertunduk kayak anak SD dimarahi sama guru. Cewek PMS juga ketelitiannya dalam mendeteksi kesalahan juga meningkat, dia bisa tau kesalahan detail yang lo buat, misal kentut sembarangan, nah itu dia bisa tahu juga. Kalo ada cewek PMS, mending lo jauh-jauh deh, karena BBM atau SMS aja bisa berubah intonasinya kalo cewek PMS yang baca. Misal, "Kamu lagi dimana?", yang awalnya kita mau peduli, sama cewek PMS bisa berubah jadi kita nuduh dia macam-macam. Kalimat tadi langsung berubah jadi "KAMU LAGI DIMANA HAH????". Serem? Iya.

Gue jadi ingat waktu pacar gue lagi PMS. Oke, dia sekarang juga udah jadi mantan. Sebut saja namanya Yuni. Jadi, namanya orang pacaran pada umumnya kan tiap malam minggu jalan keliling kota sampe bensin habis, sampe ban motor tipis, sampe jalan aspal pun jadi jalan tanah. Gue ajak dia ke cafe untuk makan malam biar jangan dikira nya gue pelit. Dengan berbekal uang hutangan dari temen kos, gue mau traktir dia makan malam itu. Kami pun sampe di sebuah cafe yang lumayan asyik untuk nongkrong. Yuni pesan nasi goreng dengan jus mangga. Gue pesan kopi susu aja dengan alasan diet gak makan malam, padahal takut uang gak cukup. Selang sepuluh menit, sampailah pesanan kami.

"Hih akhirnya datang juga, hampir hilang selera makan". protesnya.

"Yang penting kan udah datang lho sayang, lagian kan belum terlalu lama juga, buruan dimakan gih, entar dingin gak enak lagi", kata gue coba menenangkan.

"Kok kamu malah belain mas-mas tadi sih sebenarnya siapa pacar kamu. Aku atau mas tadi?", katanya masih marah-marah.

"Ya kamu lah sayang, masa sama mas itu. Kamu lagi datang bulan ya".

"Oh kamu mau bilang aku sensitif, marah-marah gak jelas, emosian? Iya gitu? Iya aku memang lagi datang bulan, tapi bukan karena itu ya, awas kamu nuduh-nuduh aku.", kemarahannya masih berlanjut.

"Gak, gak sayang. Kamu lanjut makan dulu deh, biar kenyang".

"Oh jadi kamu pengen liat aku gendut gitu? Biar kamu bisa cari pacar lain yang langsing, iya gitu kan? Ngaku deh", masih belum habis.

Akkk kalo udah kayak gini, lo pasti rasanya pengen jambak rambutnya, tarik hidungnya. Ah sayangnya cuma bisa berkhayal.

"Gak sayang, aku diam aja deh'.

"Ah jadi malas makan, gak selera lagi, habisini nih."

"Itu kan tinggal tomat sama timun doank, habisin apa?"

"Ya yang penting kan masih ada, seneng banget nyalahin pacarnya".

"Dari tadi juga kamu kan yang nyalahin aku terus?"

"Hah? Kapan? Kamu hobi banget ya nuduh aku yang aneh-aneh".

"IYA AKU SALAH..."

"Nah gitulah dewasa dikit.", katanya dengan muka polos kayak anak TK lagi makan lolipop.

Kalo udah gini, lo mending izin ke toilet sebentar, terus lo lampiaskan kekesalan lo sama apa yang ada disitu. Bukan sama eek juga, apa aja lah selain itu.

Setelah jam menunjukkan pukul 10 malam, kami pun bergegas pulang. Di perjalanan ada beberapa polisi tidur yang membuat jalan jadi enggak mulus.

"Kamu bisa ngendarain motor gak sih?", protes Yuni yang gak tau udah kali berapa.

"Bisa, kan dari tadi aman-aman aja", jawab gue.

"Apanya yang aman, dari tadi goyang-goyang mulu. Kalo aku jatuh gimana, terus muka aku jelek sebelah gimana, atau aku gak montok lagi, kamu mau tanggung jawab? Hidup kamu aja berantakan".

"Ya Allah, mimpi apa hamba semalam?", gue ngomong dalam hati.

"Kok diam? Oh udah malas ngomong sama aku?".

"Bukan sayang, kan aku lagi fokus liat jalan, buat jagain kamu".

"Alah bulshit. Turunin aku disini aja, biar aku jalan sendiri masuk gang".

"Tapi ini udah malam, nanti ada preman gimana, atau ada setan, kan sayang setannya ketemu kamu, eh salah, sayang kamu ketemu setan."

"Alah udah biar aja, kamu juga dari tadi nyebelin, turunin aku disini aja!", Yuni makin memaksa.

Akhirnya gue nurunin dia pas didepan lorong rumahnya karena dia memilih jalan kaki sendiri ke dalam. Dan gue pun pulang dengan telinga yang lumayan tenang dari yang tadi. Sesampainya di rumah, hape gue bergetar tanda masuk BBM. Oh Yuni BBM, pasti dia mau minta maaf, pikir gue sih gitu sebelum gue baca isi BBM dia.

"Kamu gak peka ya jadi cowok".

"Lho kenapa?"

"Nurunin cewek malam-malam di tempat gelap, kalo ada preman terus aku dirampok dan diperkosan gimana?"

"Preman juga mikir kali mau perkosa siapa"

"Terus aja terus."

"Hehe, iya maaf. Lagian kan tadi kamu sendiri yang minta diturunin disitu".

"Ya kamu kan bisa maksa, sekali-kali kek buat aku senang, jangan ngeselin terus. Ah kamu gak peka, malesin!".

"Ya udah maaf Yang", dan BBM ini cuma dibaca aja tanpa dibalas.

"Yang...", masih gak dibalas.

"Good night...", Undelivered.

Setelah malam itu kami jadi gak berhubungan beberapa hari. Sampai di suatu hari, masuk BBM dari Yuni.

"Yang, maafin aku ya, aku gak bisa ngendaliin diri, aku masih terlalu labil."

"Hemm iya deh, lain kali kamu harus bisa lebih stabil, kalaupun lagi pengen marah-marah, kamu di rumah aja."

"Hehe, iya Yang. Maafin aku ya sekali lagi, Love you."

"Love you, too."

Cewek memang suka gitu, suka sadar setelah lewat masa PMS nya, Tapi selama masa PMS, jangan coba dekat-dekat, dia bisa lebih liar dari singa ragunan.

Sebenarnya sih cewek harus bisa lebih ngendaliin diri, agar tidak menyakiti atau bahkan kehilangan siapapun, Kalopun lo gak bisa ngendaliin diri, ya mending di rumah aja, tidur cantik. Dan buat cowok, lo juga harus tau kalo PMS itu sebenarnya sakit, itu adalah masa dimana cewek terkadang berdiri aja gak kuat. Dan kita sebagai cowok gak pernah merasakan. Cewek adalah makhluk suci, makanya Allah berikan periode itu untuk membersihkan segala kotoran yang ada dalam tubuhnya. Terakhir, asalkan cowok dan cewek bisa saling menjaga dan mengerti, apapun pasti bisa terlewati..

Terjebak di Friendzone

"Maaf aku gak bisa, kamu udah terlalu baik sama aku, kita temenan aja ya".

Gak asing sama kalimat itu? Fix lo pelaku friendzone sejati. Atau ada yang belum tau friendzone? Bukan, yang sosial media itu friendster. Apa? Tempat bermain? Oh itu timezone. Ih apasih. Ini friendzone, situasi dimana lo dekat sama seseorang tapi gak ada ikatan yang jelas. Hemm friendzone ini bisa dikatakan juga adalah main aman, jadi lo bisa dapat perhatian, ada teman jalan, tapi lo gak ada ikatan juga gak ada tanggung jawab untuk setia, lo bebas berpindah-pindah dan pasangan friendzone lo cuma bisa bilang aku rapopo. Jadi initinya, friendzone ini adalah tersakiti dan terkhianati yang tertunda, antara  lo berdua pasti akan rasain itu, dan satu lagi akan rasain kesenangan dengan pasangan barunya. Itu hanya soal waktu dan kesempatan.

Ada beberapa alasan orang mau masuk ke dalam situasi friendzone. Pertama, salah satu atau keduanya sudah memiliki pacar, tapi pacarnya terlalu sibuk dan gak punya alasan yang tepat untuk mutusin. Maka mereka pun memutuskan friendzone-an, berharap ada keajaiban dari ibu peri mana tau tiba-tiba putus, jadi pasangan friendzone nya akan menjadi tempat pelarian yang pertama. Ini kesempatan terbaik yang gak boleh disia-siakan. Oke yang kedua, ada dua orang atau salah satu yang sahabatan tapi sebenarnya menyimpan rasa, sayangnya gak berani ungkapin, takut ditolak dan persahabatan mereka pecah, jadinya bukan hanya gak bisa jadian, tapi juga gak bisa ketemu dan sedekat dulu lagi. Ketiga, ada orang punya rasa ke seseorang, udah ungkapin, ditolak, lalu dia mutusin untuk sahabatan aja dengan modus "gak bisa jadi pacar, jadi sahabat juga bisa kan", situasi kayak gini biasanya bisa tergantung usia. Kalau beda usianya sebaya, okelah dikatakan friendzone. Tapi kalo beda usianya masih dibawah 10 tahun, namanya adek-abang zone. Kemudian usia di kisaran 10-30 tahun, ini bisa dikatakan oom zone. Berarti cewek itu udah main sama om-om. Tapi kalo usianya 40 tahun lebih, ini syekh puji zone. Bahaya ini, penjara ujung-ujungnya, waspadalah.

Jadi ingat dulu pernah ngalamin yang namanya friendzone ini. Gue pernah dekat sama cewek yang namanya Ina (bukan nama sebenarnya). Ina ini teman seangkatan gue di kampus. Awalnya gue ketemu dia pas dia lagi ngupil di tangga kampus. Gue kaget ketemu bidadari ngupil. Aura nya beuhhh luar biasa. Mukanya adem kayak keramik musholla. Suaranya beuhh, lembut banget kayak tas ibu dosen yang beli di Italia. Tiap dia lewat semua orang diam terpaku, hening, kayak lagi ikut uji nyali. Mungkin kalo dia boker pun suara eek nya jatuh juga bernada, mungkin suaranya oktaf. Oke itu menjijikkan.

Kembali di tangga kampus tadi. Kami pun kenalan terus salaman, sempat lama terpaku. Dan lalu sadar kalo tangan itu tadi kan bekas ngupil. Kampret. Sejak saat itu kami sering bareng kemana-mana. Ngantin bareng, jalan bareng, buat tugas bareng, konsul skripsi bareng, nyuri sendal mesjid juga bareng. Romantis kan kami. Iya.

Sampai akhirnya gue merasakan ada yang ganjel di hati gue. Tiap dekat Ina gue ngerasa senang. Apakah ini cinta? Berjuta rasanya. Hati pun terasa cenat cenut, susah tidur, susah eek. Ah semua macam ada. Gue cuma bisa save foto-foto Ina dalam satu folder di laptop gue. Atau gue tulis puisi-puisi tentang Ina.

Tapi gue gak berani ungkapin, takut Ina ngejauh dan gue gak bisa lihat tingkah imutnya lagi. Seperti berada di persimpangan, gak tahu harus kemana. Cuma ditemani anak-anak jalanan yang mukanya mirip Tegar semua. Akhirnya gue mutusin untuk memendam rasa ini dalam-dalam, yang penting bisa sama Ina kayak gini terus.

Dan setelah beberapa bulan dekat, akhirnya kami wisuda bareng juga. Kami sudah menyelesaikan semua kewajiban kami di kampus. Bahagia? Tentu. Tentu bahagia bisa wisuda bareng orang yang kamu sayang.

Di suatu hari Ina ngajakin gue ngopi kayak biasa, katanya sih mau lihat-lihat lowongan pekerjaan. Ya kami pergi berdua, biasa aja sih, biasanya juga sering kayak gini kan.

"Liat contoh CV kamu donk", Ina tiba-tiba memecah konsentrasi gue yang sedang mencari film terbaru.

"Oh iya boleh, bentar ya. Nih. Liat aja", kata gue sambil memberikan laptop.

"Oke bentar ya".

"Sip, aku ke toilet bentar ya", gue langsung bergegas ke toilet karena tiba-tiba kebelet.

 Beberapa saat di toilet, keluar dengan perasaan lega. Tapi wajah Ina sepertinya berubah, seperti langit mendung dengan disertai petir-petir. Apa mungkin ini karena kue bakwan yang dia makan, mungkin bakwan tadi kebanyakan boraks kayak di liputan investigasi TV.

"Kamu kenapa?", gue membuka pembicaraan.

"Kamu jahat, pengecut, pecundang!", jawabnya dengan nada tinggi falseto.

"Loh apa salah aku? Tadi baik-baik aja, kok tiba-tiba gini?"

"Kamu gak tahu satu hal?"

"Satu hal apa?"

"Kamu pernah rasa menyimpan cinta dalam-dalam?"

"Pernah, kenapa?"

"Sakit?"

"Lumayan"

"Terus kalo kamu tahu orang yang kamu sayang itu ternyata sayang kamu juga gimana?"

"Wah bahagia donk."

"Tapi kamu telat, Rif. Aku udah punya pacar, jadian minggu lalu. Dan satu hal yang kamu harus tahu adalah aku sayang sama kamu tapi kamu gak ada respon apalagi nyatain hal yang sama. Harusnya kamu peka sebagai cowok."

"Tapi Na...."

"Tapi apa? Semua terlambat sudah. Aku gak mungkin lagi putusin pacar aku. Dan kamu? Aku telat tahu kalau kamu punya rasa yang sama kayak aku".

"Maaf Na, tapi aku cuma gak mau kehilangan kamu, aku gak mau kamu menjauh karena aku ungkapin perasaan aku".

"Tapi sekarang? Kamu lihat kan? Kita gak dapat apa-apa".

"Iya...."

"Oke kita ambil hikmahnya aja, mungkin ini cara Tuhan untuk berikan yang terbaik untuk kita."

"Semoga kamu dapat yang terbaik, Na. Dan jika aku orang itu, kita pasti bisa bersama."

"Iya Amin. Aku balik luan ya Rif. Udah sore. Thanks."

"Oke deh, sampai ketemu lagi."

Sejak saat itu gue udah gak ketemu Ina lagi. Dia udah lebih sering pergi bareng pacarnya. Dan gue pun kembali hancur dan rapuh. Iya bener, kayak ABG labil. Tapi dari setiap kejadian pasti ada hikmahnya. Kita harus selalu mengikhlaskan sesuatu. Selain itu, mungkin kalo gue gak ketemu Ina, sampe hari ini gue belum wisuda. Karena Ina gue jadi semangat lomba nulis skripsi sama dia. Karena Ina juga, dosen pembimbing gue yang cowok cepat luluh untuk tanda tangan skripsi gue. Dan juga, gue jadi belajar satu hal dari kejadian ini. Yaitu, ketika kita mencintai seseorang dengan sungguh-sungguh, ungkapkan saja. Bukan soal ditolak atau diterima, tapi soal kesempatan yang mungkin gak bisa lo dapat dua kali. Dan lo harus paham bahwa kesakitan yang nyata adalah ketika ada dua orang yang saling menunggu, tapi keduanya gak sadar. Itu sama aja kayak lo nunggu abang angkot, tapi dia gak tau lo nunggu, jadinya dia ya jemput-jemput penumpang lain. Ah analogi macam apa ini. Tapi intinya ya gitulah. Terakhir, lo juga harus tahu bahwa setiap masalah pasti ada sisi positifnya, lo cuma harus lebih membuka mata lo untuk melihat dari setiap sudut, bukan satu sudut aja.

Selasa, 23 September 2014

Lo Dimana Relationship (LDR)

"Sayang dimana? Sedang apa? Sama siapa?"

Itulah pertanyaan-pertanyaan normal dan sering keluar ketika lo berhubungan jarak jauh. Berhubungan yang mengandalkan sesuatu yang sifatnya semu yaitu kontak hati. Bulshit? Tentu tidak, setidaknya ketika lo ngejalaninnya. Lo akan percaya bahwa tanpa bertemu dan bertatap muka, hubungan lo akan baik-baik saja. Oke, banyak orang yang berhasil dalam LDR, tapi coba tanyakan pada mereka bagaimana perjuangan dan pengorbanan yang mereka lakukan. Seberapa keraskah?

Ini kisah tentang gue yang sempat ngerasain dan ngejalanin LDR. Semoga aja bisa jadi pelajaran buat lo pada yang mau mencoba rasain juga, Oke, bisa dibilang lo mau coba uji nyali. Lo akan ngerasain moment dimana lo kesal sama orang tapi lo cuma bisa melampiaskan lewat kata-kata. Atau ketika lo merasa rindu tapi lo cuma bisa cium layar henpon lo.

Getaran hape membangunkan gue setiap paginya.

"Pagi sayang... Bangun gih, subuh dulu."

"Oh iya sayang, ini juga udah bangun, mau solat subuh juga, pas terbangun eh kamu sms, kebetulan banget ya", balasku sambil mengucek mata dan mengelap ences pagi hari. Menjijikkan? Oke iya.

"Wah kebetulan banget ya, ya udah aku mau siap-siap ke sekolah dulu ya, kamu juga nanti jangan lupa ke kampus, jangan main ps lagi, jangan ngopi terus".

"Paling tau deh, iya iya, nanti aku ke kampus mau ketemu dosen pembimbing, miss you".

"Miss you, too".

Oh iya, tips pertama, lo harus sering-sering bilang kata-kata cinta sejenis "Love you" atau "miss you", biar pacar lo gak lupa kalo dia ada pacar. Udah gak ketemu, gak perhatian juga, kiamat deh.

Eh iya hampir lupa, kenalin pacar gue (waktu itu) namanya Vika (sebut aja begitu), dia masih SMA, dan gue mahasiswa semester akhir. Eit, gue bukan phedofil ya, gue cuma mikirin masa depan, jadi rencana gue ketika gue udah mapan kerja, dia juga udah mapan jadi ibu-ibu, bukan ketika dia udah ngebet jadi ibu-ibu, lah gue nya masih luntang lantung, apa kata mertua.

Soal gimana kami bisa ketemu kayaknya gak perlu dibahas, yang lo cukup tau adalah rumah kami berdua sebenarnya dekat pake banget, tapi karena gue kuliah dengan cara merantau, itulah yang buat kami harus berada di situasi ini.

Bulan-bulan awal pacaran sih gak ada masalah yang berarti. Kami menikmati hari demi hari penuh cinta dengan rutinitas yang relatif sama. Kabarin pagi, ingatin boker. ingatin makan siang sampe salah satu tidur siang, sore juga lewat sms, malamnya yang terkadang ngobrol via telepon, menatap langit malam yang sama meskipun ada jarak yang terbentang, dan lap-lap ences bareng, Ah itu juga gak usah digubris.

Waktu itu kami cukup yakin ini semua akan baik-baik saja. Kami yakin kami bisa lewati ini dan bersama selamanya kayak cerita negeri dongeng. Bukan, bukan Puss In Boots, bukan Red Riding Hood juga, hemm Snow White donk yang ada pangerannya. Tapi semua berubah ketika negara api menyerang.

Kendala anak LDR yang terbesar adalah ketika dia membutuhkan sesuatu dan lo gak pada tempat yang tepat. Disinilah akan muncul pepatah cina yang mengatakan bahwa yang utama akan terganti dengan yang selalu ada. Lo Dimana? Lo bisa apa? Lo cuma bisa berdoa. Sedih? Iya.

Ibarat karang yang keras aja bisa pecah dengan setetes air yang jatuhnya lebih sering daripada jadwal ngopi mahasiswa leting tua. Bayangin dah tu gimana seringnya. Tiap hari gitu terus ya hancur juga tembok cinta yang dibangun pake semen kasih sayang. Ceileh...

Dan saat yang menyuramkan itu pun terjadi juga. Ketika dia memilih orang yang selalu ada dari pada orang yang udah lama bermimpi bersama. Dan didalam situasi ini, lo otomatis akan bilang dia jahat, pengkhianat, dajjal, apalagi yang jahat-jahat, isi sendiri ya.

Gue hancur, gue rapuh kayak anak ABG labil. Gue jadi sering ngomong sendiri, hantuk-hantukin kepala ke Teddy Bear, bergaya jadi power ranger, makan somay gak bayar, dan gue jadi sering jumpai dosen bawa-bawa kertas. Oke, yang terakhir gak usah dipikirin. Tapi pokoknya serem lah kan.

Gue melewati masa-masa suram. Sampe tiba-tiba gue wisuda gak sengaja. Tanpa sadar gue selesain kuliah gue. Dan disitulah gue sadar bahwa ini semua gak begitu buruk. Karena kejadian itu gue jadi semangat nulis skripsi, sebenarnya karena gak tau lakuin apa juga. Dan banyak hal-hal baik yang tiba-tiba muncul.

Intinya sih, sebenarnya LDR gak seseram yang diceritakan disini. Tergantung kita nya juga mau memperjuangkan cinta atau tidak. Sering ketemu kalo memang kita nya gak bisa perjuangin hubungan, ya kandas juga. Bahkan, LDR memberikan banyak cerita dan pelajaran dalam hidup kita. Buktinya ini bisa jadi satu tulisan kan. Ada cerita bagaimana salah satu kasih surprise dengan tiba-tiba datang ke rumah. Jarak itu bukanlah soal angka yang tercantum, tapi soal bagaimana cinta menyatukan dua hati, dari yang jauh jadi dekat. Dan ada yang dekat jadi jauh, kalo itu mending bubar aja deh. Karena inti dari hidup adalah proses belajar, bagaimana kita dapat memetik pelajaran dari setiap yang kita lewati, dari semua orang yang ada atau pernah ada, dan dari luka dan kesenangan. Syukuri hidupmu, kawan, Life must go on!

Rabu, 17 September 2014

Pilihan Hidup

Kita harus selalu memilih dalam hidup,
Yang paling sederhana,
Ketika kita memilih untuk terus hidup,
Kita memilih hidup karena tentu kita punya harapan,

Tapi yang harus dipahami,
Selalu ada pilihan dalam pilihan,
Kita memang tak mungkin tahu tentang rahasia hidup,
Tapi Tuhan selalu memberi kita pilihan,
Pilihan untuk mencoba atau terdiam,
Bukankah sering kali yang kita sesali bukan yang pernah kita lakukan,
Tapi kita sering sesali segalanya yang tidak kita lakukan,
"Mengapa aku tak begitu?",
Ah tapi semua terlambat sudah,

Ketika kita memilih untuk mencoba,
Kalaupun gagal,
Setidaknya kita tahu,
Tak perlu ada penyesalan,
Buatlah jalan kita yang baru,
Teruslah mencoba,
Karena Tuhan selalu melihat usaha dan doa kita.

Itik (Takut) Buruk Rupa

Kwek kwek kwek,
Seperti itulah suaranya setiap hari,
Nyaring melengking,
Tak ada jeda,
Kata-katanya sambung menyambung,
Seperti kereta api listrik,

Bukan,
Itu bukan cerewet,
Bawel juga bukan,
Itu nyanyian,
Nyanyian merdu yang menciptakan senyum,

Ini bukan itik sembarang itik,
Itik satu ini takut jadi buruk rupa,
Takut tumbuh jerawat,
Takut hitam,
Memang itik yang aneh,

Itik ini juga selalu punya cerita,
Ceritanya juga aneh,
Misalnya tentang sikat gigi,
Kan aneh,
Memang itik yang aneh.

Kamis, 11 September 2014

Jangan Pernah Kehilangan Hati

Bergerak maju meski langkahnya tak sempurna,
Lebih cepat dari mereka yang lengkap,
Tapi ini bukan hanya soal fisik,
Ini soal niat dan tekad yang bulat,

Sepasang kaki yang meninggalkannya terlebih dahulu,
Tidak menyurutkan langkahnya untuk terus bergerak,
Memperjuangkan orang lain yang sepertinya,
Ia memang tak memiliki kaki,
Tapi ia memiliki hati,
Ketika banyak orang kini sudah kehilangan hati mereka,

Namanya Sri Lestari,
Ia menyusuri jalan lintas nasional,
Menembus panasnya mentari,
Dan dinginnya hujan,
Hanya untuk memperjuangkan hak-hak orang sepertinya,
Ketika kita terlalu sibuk akan diri sendiri,
Ia mengingatkan kita banyak hal, 

Kita harus banyak belajar dari orang seperti ini,
Jangan melulu disibukkan dengan gemerlapnya kehidupan kota,
Yang segalanya soal uang,
Dan mengidolakan orang-orang yang mengajarkan kita tentang kemewahan,

Kita bisa kehilangan apapun,
Tapi jangan pernah kehilangan hati kita.

Tulisan Aneh Tak Berjudul

Tataplah langit diatas sana,
Yang ingin selalu kamu tatap,
Menanti hujan reda hanya untuk melihat langit,
Langit bertabur bintang,
Dan terangnya sang rembulan,

Ah untuk apa kamu lihat langit,
Kamu saja sudah seperti langit,
Senyummu bak sinar rembulan,
Lembut menenangkan hati,
Kata-kata mu seperti bintang-bintang,
Rame,
Selalu ada kata yang teruntai,
Tapi selalu merindukan,

Kamu bukan hanya langit malam,
Tapi juga siang hari,
Seperti langit setelah hujan reda,
Coba lihatlah,
Akan ada cahaya penuh warna yang melengkung manis,
Yup pelangi,
Seperti simpul senyum itu,

Ah "yang katanya" pencinta langit,
Entah benar atau tidak,
Terserahlah,
Yang jelas selalu lah menatap langit,
Agar kita tahu betapa kecilnya kita sebagai manusia,
Dan jauh dari kata sempurna.

Sabtu, 06 September 2014

Untuk Mereka




Ini bukan soal lelah yang terpatri di tubuh,
Atau penat yang melekat di hati,
Dan juga bukan soal peluh yang mengalir,
Serta air mata yang menetes,
Apalagi semangat yang terkadang luntur,

Tapi ini soal perjuangan,
Perjuangan untuk terus bangkit,
Perjuangan untuk sebuah masa depan,
Dan perjuangan untuk sebuah kebanggaan,
Dan kebahagiaan orang tua,

Karena doa dan kerja keras orang tua,
Lelah ini jadi tak berarti,
Hanya ingin membanggakan,
Dan tak ingin membuatnya sia-sia,
Demi senyuman yang tersimpul manis,
Demi air mata haru bahagia.

Arief Dermawan

Sabtu, 21 Juni 2014

Kita Semua Bersaudara

Beda pilihan itu biasa,
Baik itu nomor satu atau nomor dua,
Baik itu "Selematkan Indonesia",
Ataupun "Indonesia Hebat",

Gak harus terpecah belah,
Memilih dengan logika yang rasional,
Agar tak ada penyesalan nantinya,
Lima menit untuk lima tahun kedepan,

Golput jelas bukan jalan keluar,
Turun tangan untuk masa depan Indonesia,
Masa depan anak cucu kita,
Masa depan kita juga,

Siapapun pilihan Indonesia,
Tarik diri untuk memantau pemerintahan,
Untuk menghindari tirani kembali berkuasa,
Selalu berikan dukungan, masukan,
dan kritikan kita,
Untuk Indonesia yang semakin baik,

Kita semua bersaudara,
Seperti permainan sepakbola,
Rivalitas hanya 90 menit,
Dan ini hanya sampai 9 Juli,
Salam damai untuk Indonesia.

Kembali

Ketika mentari kian terik,
Dari hari ke hari,
Terasa menusuk ke kulit,
Namun jangan biarkan ia menyentuh kulitmu,
Apalagi wajah cantik itu,
Paras cantik yang ku rindu,

Tenanglah kasih,
Gerilya ini akan ku akhiri,
Cinta akan abadi,
Dan menemanimu lagi,

Melewati perihnya dunia,
Menghadapi panasnya mentari,
Tak mengapa,
Asal bersamamu lagi.

Jumat, 13 Juni 2014

Sebuah Kebanggaan

Ini bukan soal lelah yang terpatri di tubuh,
Atau penat yang melekat di hati,
Dan juga bukan soal peluh yang mengalir,
Atau air mata yang menetes,

Tapi ini soal perjuangan,
Perjuangan untuk terus bangkit,
Perjuangan untuk masa depan diri,
Dan perjuangan untuk kebahagiaan orang tua,

Lewat doa mereka,
Lewat kata-kata mereka,
Semua ini sungguh jadi tak berarti,
Demi senyuman yang tersimpul di bibir mereka,
Demi kebanggaan yang melekat di dada mereka,

Karena berhenti berarti menghilangkan harapan mereka,
Hapuskan kata "tak mampu" dalam kamus,
Karena dengan doa orang tua,
Dengan restu orang tua,
Apapun itu menjadi mungkin,
The power of pray,
The power of love.

Untuk Seseorang

Kenyataannya ini semua terlalu berat,
Berat karena dua orang yang saling mencintai
dipaksa berpisah,
Berat karena ini tak sesuai ekspektasi kita,
Tapi kenyataan berkata berbeda,

Ketika keputusan itu kita ambil,
Segalanya kian sulit,
Ku sadari itu sejak awal,
Akan ada hal baru yang akan datang kedepannya,

Dan semua itu benar,
Kita tak tahu arah melangkah,
Bagai seekor burung yang tertinggal rombongan,
Atau anak itik yang ditinggal induknya,

Dan salah paham jadi akhir segalanya,
Dari salah paham lalu salah melangkah,
Salah ambil keputusan,
Dan salah segalanya,

Tapi ah sudahlah,
Mungkin itu memang takdir kita,
Terlalu banyak tekanan sejak awal,
Mungkin berakhir adalah jalan terbaik yang menyakitkan,
Setidaknya takdir untuk saat ini,
Masa depan siapa yang tahu,

Kamu salah jika menganggapku menjauh,
Atau memberi jarak diantara kita,
Atau bahkan membencimu,
Dan marah padamu,

Tenanglah kasih,
Aku tak sepicik itu,
Aku hanya ingin tak ada lagi yang tersakiti,
Baik hati ini,
Dan juga hatimu,
Menyakitimu adalah kesedihanku,

Aku tak mungkin menjauh,
Atau melupakan,
Aku hanya berusaha untuk tidak mendekat,
Dan juga tidak mengingat,

Semoga kamu selalu bahagia disana,
Selalu dalam lindungan-Nya,
Selalu dalam dekapan-Nya,
Terima kasih untuk segalanya,
Dan maaf untuk sesuatu yang tersangkakan,

Jumat, 30 Mei 2014

Ketika Kau Jatuh Cinta

Ketika kau jatuh cinta,
Ia seperti bumi yang berotasi tepat di uluh hatimu,
Berevolusi memutari pikiran,
Disertai getaran gempa kecil di seluruh tubuhmu,

Ketika kau jatuh cinta,
Seluruh bunga bermekaran,
Berwarna merah jambu,
Ditengah padang rumput hijau,

Ketika kau jatuh cinta,
Kau lupa kata "kehilangan" ada di kamus,
Kata "past" hilang seketika,
Kau terus berbicara soal "present" dan "future",

Ketika kau jatuh cinta,
Ada sesuatu yang berubah,
Terus berubah,
Dan akan kembali ketika semua berakhir.

Tapi Aku Tak Gila

Aku memang bicara pada dinding,
Berbisik pada pasir,
Atau bernyanyi bersama hujan,
Tapi aku tak gila,

Aku memang berjalan di atas pelangi,
Atau terbang bersama kupu-kupu,
Dan aku menggantung bersama burung kertas,
Tapi aku tak gila,

Aku hanya membuat dunia sendiri,
Ketika dunia nyata tidak selalu berpihak padaku,
Aku sering pergi ke duniaku,
Disana aku berbuat sesuka hatiku,
Berbuat apa saja yang tak bisa di dunia nyata,
Tapi aku tak gila,

Tapi aku paling suka ketika aku berdoa diatas sajadahku,
Berdoa dalam sujudku,
Dan aku sungguh tak gila,
Aku bukan sedang berdoa pada lantai,
Tuhan memang tak tampak,
Tapi Ia ada, kan?
Ya aku berdoa pada-Nya,
Kita hanya harus percaya,

Karena tak semua hal bisa dijangkau oleh tangan,
Dan tak semua hal bisa masuk dalam logika otak,
Dan aku tak sedang bergurau,
Apalagi sedang gila.

Nyanyian Hujan

Terkadang ia bernyanyi lembut,
Menyejukkan hati,
Meneduhkan jiwa,
Mengantar ku menuju alam mimpi,

Terkadang ia menaikkan nada nyanyiannya,
Menjadi jawaban dari dahaga sang bumi,
Menjadi jawaban dari doa dedaunan yang mulai kekurangan air,
Menjadi jawaban dari nyanyian si katak dan si jangkrik,
Yang merindukan nyanyian hujan di malam hari,

Namun terkadang nyanyiannya sungguh keras,
Menggelegar seperti memecahkan langit,
Semua takut,
Semua sembunyi,
Apakah kau marah, hujan?

Aku rasa tidak,
Tidak mungkin kau marah pada kami,
Kembalilah bernyanyi seperti biasa,
Menjadi nyanyian alami penghantar tidur kami.

Pasir Ini Berbisik

Pasir ini berbisik,
Berbisik tentang kehidupan,
Seperti tekstur pasir pantai,
Terkadang kuat,
Terkadang rapuh,
Atau terkadang menanjak,
Dan terkadang menurun,

Pasir ini berbisik,
Berbisik tentang cinta,
Bagaimana air laut sedikit demi sedikit,
Mampu memecahkan karang,
Dan bagaimana angin datang dan pergi,
Membawa ombak datang,
Lalu membawanya pergi lagi,

Pasir ini berbisik,
Berbisik tentang hati,
Tentang sebuah keikhlasan,
Bagaimana ia selalu disini,
Terkadang air laut naik,
Terkadang air laut turun,

Pasir ini berbisik,
Karena bahagia itu sungguh sederhana,
Menjadi sebab orang bahagia,
Sebab orang tertawa,
Sumber kebahagiaan,
Menjadi istana,
Memeluk orang-orang,
Inilah kisah si pasir pantai.

Rabu, 21 Mei 2014

Perbedaan Bukan Berarti Membedakan

Karena dasarnya kita semua sama,
Berasal dari tempat yang sama,
Dilahirkan untuk tujuan yang sama,
Dan diciptakan oleh Dzat yang sama pula,

Hanya kita saja yang saling membedakan,
Warna kulit,
Suku agama,
Ataupun kasta,

Bukankah sangat mudah,
Jika Tuhan sejak awal menciptakan kita semua sama,
Tidak ada yang berbeda,
Mungkin dunia ini seperti langit malam tanpa bulan dan bintang,
Atau langit siang tanpa awan yang melengkung-lengkung,

Namun ironi,
Perbedaan yang harusnya menjadi warna,
Ini malah jadi awal peperangan,
Awal caci maki dan perpecahan,
Saling bunuh sana sini,

Masing-masing kita punya jalannya sendiri menuju Tuhannya,
Atau masing-masing kita dilahirkan di tempat yang berbeda,
Dari ibu yang tak sama,
Harusnya kita sadar dan mulai saling menghargai,
Sudah ada Dia yang selalu memperhatikan kita,
Menilai kita,
Dan menyiapkan tempat yang adil pula bagi kita,
Sesuai bagaimana kita selama menjalani ujian di bumi.

Senin, 12 Mei 2014

Renungan Bunda Tentang Ayah

 Oleh: أُسْتَاذُ Firanda Andirja, Lc. MA -حفظه الله تعالى 
From: http://seindahcahayahikmah.blogspot.com

Anakku...
Memang ayah tak mengandungmu,
Tapi darahnya mengalir didarahmu,
Namanya melekat dinamamu...

Memang ayah tak melahirkanmu,
Memang ayah tak menyusuimu,
Tapi dari keringatnyalah setiap tetesan yang menjadi air susumu...

Nak...
Ayah memang tak menjagaimu setiap saat,
Tapi tahukah kau dalam do'anya selalu ada namamu disebutnya...

Tangisan ayah mungkin tak pernah kau dengar
Karena dia ingin terlihat kuat,
Agar kau tak ragu untuk berlindung di lengannya,
Dan dadanya ketika kau merasa tak aman...

Pelukan ayahmu mungkin tak sehangat dan seerat bunda,
Karena kecintaannya dia takut tak sanggup melepaskanmu...
Dia ingin kau mandiri,
Agar ketika kami tiada kau sanggup menghadapi semua sendiri...

Bunda hanya ingin kau tahu nak...
Bahwa...
Cinta ayah kepadamu sama besarnya dengan cinta bunda...

Anakku...
Jadi didirinya juga terdapat surga bagimu...
Maka hormati dan sayangi ayahmu...

Apa Itu Mimpi

Mimpi itu seperti pelangi,
Indah dan penuh warna,
Meski harus keluar setelah hujan badai,
Namun ia menjadi jawaban setelahnya,

Mimpi itu seperti kupu-kupu,
Menghiasi langit dengan sayap indahnya,
Tapi lihat sebelumnya,
Ia adalah ulat yang kemudian menjadi kepompong,

Dan mimpi itu seperti harta karun yang tersembunyi di dalam gua,
Butuh perjuangan untuk mencapainya,
Tak mudah,
Tapi dengan usaha semuanya menjadi mungkin,

Maka apa itu mimpi,
Mungkin mimpi itu sesuatu yang indah,
Ya indah di ujung,
Tapi lihat proses menggapainya,
Tak selalu indah bukan?

Tapi percayalah,
Percaya pada mimpi kita,
Dengan usaha berhiaskan doa,
Semua menjadi mungkin.

Rabu, 07 Mei 2014

Bunga dan Lebah

Cinta itu seperti bunga,
Indah dan menyenangkan,
Memberi warna bagi dunia,
Namun berduri di tangkainya,
Tidak sembarang orang bisa memetiknya,

Tidak perlu mengeluhkan durinya,
Berjuanglah untuk memetiknya dengan lembut,
Jangan lihat sebagai bunga yang berduri,
Tapi lihatlah duri itu yang berujung bunga yang indah,

Dan kita harus menjadi seperti lebah,
Mengambil sari bunga tanpa merusaknya,
Karena cinta adalah menjaga,
Bukan merusak.

Sabtu, 03 Mei 2014

Jangan Pesimis

Namanya kopi ya pahit,
Pahit namun banyak yang suka,
Dengan harga jual yang tinggi,
Padahal pahit,

Mungkin rasa pahit itu tak begitu buruk,
Jika buruk tak mungkin ada,
Ada seribu manfaat di balik kepahitannya,
Jangan menggerutu soal kepahitannya,
Lebih baik nikmati saja,
Jika tetap tak mampu,
Buatlah ia menjadi manis,

Jangan terlalu mudah pesimis,
Terlalu mudah berhenti dan menyerah,
Jika tak mampu menikmati,
Buatlah perubahan lalu nikmati,

Seperti cinta,
Jangan terlalu memvonis buruk tentang cinta,
Tanpa cinta,
Tak mungkin ada manusia di muka bumi,
Adam dan Hawa bersatu karena cinta,
Orang tua kita bersatu juga karena cinta,
Dan kelak akan datang giliran kita,

Jangan berhenti percaya,
Jangan pernah berhenti untuk bersabar,
Ikhlaslah terhadap masa lalu,
Dan bersiaplah untuk masa depan.

Yang Paling Mengerti

Setiap orang pernah merasa,
Merasa bahwa tak ada seorang pun yang mengerti,
Tak seorang pun yang paham,
Tentang apa yang kita rasa,
Tentang apa yang kita pikir,
Tentang apa yang kita mau,
Dan semua tentang kita,

Tak adil memang berharap orang lain untuk mengerti,
Mengerti semua hal tentang diri kita,
Sedangkan mungkin kita saja tak mengerti mereka,
Ekspektasi yang terlalu tinggi memang,

Lalu jika orang lain tak mampu mengerti kita,
Siapa lagi yang bisa mengerti,
Ya siapa lagi selain kita sendiri,
Ya kita sendiri lah yang tahu semua hal tentang diri kita,
Kendalikan diri kita,
Jika benar lakukanlah,
Jika salah katakan itu salah,

Jangan pernah berpikir kita sendirian,
Kita tak pernah benar-benar sendiri,
Sujudlah di atas sajadah kita,
Maka kita akan tahu siapa yang selalu ada untuk kita,

Tapi percayalah,
Akan hadir seorang yang paling paham diantara yang lain,
Yang paling mengerti,
Yang paling tahu harus berbuat apa,
Hati ternyaman untuk menjalani hidup,
Bagian dari diri kita,
Bersatu lewat cinta,

Ya dia,
Cinta sejati,
Percayalah akan hadir,
Cepat atau lambat,
Atau bahkan ia ada di sekitar kita.

Jumat, 02 Mei 2014

Burung Kertas Merah Muda

Berbentuk burung namun tak terbang,
Seperti terbelenggu,
Hanya menggantung,
Dan menjadi hiasan,

Indah namun tak bernyawa,
Mungkin ia merasa,
Namun apalah daya,
Ia tak mungkin bisa bergerak tanpa bantuan hembusan angin,

Ia hanya sebuah burung kertas,
Burung kertas merah muda,
Yang tercipta dari lipatan demi lipatan,
Lipatan sebuah kertas merah muda,
Kertas merah muda berbentuk persegi,

Mungkin cinta seperti itu,
Cinta dapat dirasa,
Namun terkadang ia tak mampu berbuat banyak,
Dan akhirnya hanya melihat hati yang tersakiti,
Tersakiti perlahan,
Lalu membatu,

Membatu bak sebuah burung kertas,
Hanya mengikuti hembusan angin,
Sampai akhirnya berlabuh di sebuah sangkar yang tepat,
Menghabiskan waktu disana.