Selasa, 23 Februari 2016

Perhatikan Kehidupan Bermasyarakat Kita

Dalam hidup hampir setiap hal itu diciptakan berpasangan, ada hitam dan putih, ada kanan dan kiri, ada horizontal dan vertikal. Yang terakhir itu menarik kita cermati, kok horizontal dan vertikal? Ada apa? Horizontal yang artinya garis lurus ke samping dan vertikal yang artinya garis lurus tegak ke atas. Horizontal juga sering dipakai untuk mengartikan urusan dengan sesama manusia atau disebut hablumminnas dan vertikal dipakai untuk mengartikan urusan dengan Allah SWT atau disebut hablumminallah. Islam mengajarkan dua hal tersebut adalah hal yang penting untuk mendapat ridho-Nya sekaligus surga-Nya kelak.
Loh kan masuk surga itu ya tinggal urusan aja sama Allah, ngapain ngurusin manusia. Beberapa orang berpendapat seperti itu, sehingga ia hanya akan mengejar ibadah vertikal lalu melupakan kehidupan bermasasyarakatnya. Ketahuilah dalam Al-Quran sendiri berkali-kali Allah mengatakan soal pentingnya hablumminnas. Bahkan sesama orang beriman pun diperintahkan untuk saling mendoakan.
Ada suatu tempat di alam akhirat nanti sebelum masuk pintu surga, disana adalah tempat dimana para malaikat menanyakan hal-hal urusan duniawi yang menyangkut dengan manusia lain. Beberapa orang bahkan sudah cukup amal hablumminallah dan ia tinggal masuk ke surga saja. Namun ternyata banyak catatan-catatan dengan manusia lain seperti berhutang dan lain-lain. Akhirnya pun pahalanya terkuras sedikit demi sedikit dan gagal masuk pintu surga, Sebegitu pentingnya lah kita juga harus memperhatikan kehidupan bermasyarakat kita. Jangan kita berpikir bahwa masuk surga hanya perlu fokus ke hablumminallah saja.

Minggu, 21 Februari 2016

Meneladani KIsah Am dan I

Di dunia kita ini ada pria dan wanita. Sama juga seperti di dunia grammaritos, disana juga ada pria dan wanita. Pria berpasangan dengan wanita begitu juga sebaliknya. Lucunya disana hanya ada tiga orang pria dan lebih banyak wanita. Nama-nama pria tersebut ialah Am, Is, dan Are. Wanita disana cukup banyak, untuk kelompok bangsawan saja ada nama-nama seperti I, You, We, They, He, She, dan It. Belum lagi rakyat-rakyat biasa seperti kaum singular dan plural.
Suatu ketika mereka sadar harus ada keturunan di kerajaan mereka, maka mereka memutuskan tiga orang pria tadi harus siap menikahi dan berpoligami dengan wanita-wanita di kerajaan tersebut. Am, Is, dan Are pun menyetujui dan mereka mulai mencari dan memilah siapa-siapa saja yang bisa mereka nikahi.
Sampai di suatu ketika Am bertemu dengan I, gadis bangsawan yang memiliki hobi mengurus bunga-bunga yang ia tanam. Am jatuh hati pada I, begitu pula I. Di tempat lain, Is dan Are sudah mendapatkan banyak calon istri, sedangkan Am masih menghabiskan waktu bersama I. Sampai akhirnya mereka menikah dan Am tidak sanggup dan tidak tega untuk menikahi wanita lain lagi selain I. Berbeda dengan Is dan Are yang masih bersemangat untuk mencari istri.
Meski awalnya menimbulkan banyak pertentangan, karena sedikitnya jumlah pria, mereka bertiga diharapkan bisa menikahi wanita lebih dari satu, namun Am masih terus menolak. Akhirnya orang-orang pun luluh melihat ketulusan cinta keduanya, mereka mengizinkan lagipula Is dan Are masih mau berpoligami.
Akhirnya Am dan I hidup bahagia berdua selamanya. Sedangkan Is menikahi wanita-wanita bernama She, He, It, dan wanita-wanita dari kaum singular, ia juga hidup bahagia. Dan Are menikahi wanita-wanita bernama You, We, They, dan wanita-wanita dari kaum plural. Semuanya bahagia, hidup sejahtera. Namun di kehidupan sekarang yang pria dan wanita relatif seimbang jumlahnya, kita ada baiknya meneladani sikap Am yang memilih hanya satu wanita saja.