Kamis, 28 Juli 2016

"Aku diam begini saja bukan tanpa alasan, tapi hidup yang ku jalani terkadang terlalu sulit untuk ku jalani bahkan untuk cerita pun aku tak mampu", pohon tua di ujung gang.

Sabtu, 23 Juli 2016

"Hahaha. Kau masih saja menunggunya, melihatnya dari kejauhan, bersembunyi di tembok. Kau tak akan pernah tahu jika kau masih jadi pengecut." Semut merah yang berbaris di dinding.

"Aku terima kau apa adanya. Apa adanya yang kau berikan. Asal perutku kenyang, perhiasanku banyak, rumahku mewah, dan hidupku terjamin. Ya apa adanya. Apa adanya yang ada di pikiranku." Mrs. X.

"Salah jika kau bilang aku ini sastrawan. Aku ini dermawan. Itupun kebetulan saja namaku begitu." Arief Dermawan, 2013.

"Aduh maaf, aku tak bermaksud melukaimu. Padahal duriku hanya melukai orang-orang yang berniat jahat padaku." Kata Mawar pada pelanggannya.

"Aku sampai detik ini masih bertanya-tanya apa kurang ku untuk mu. Lalu apa kau anggap perjuanganku selama ini? Sebatas kebaikan yang tertiup angin masa lalu kah?" Tommy pada wanita idamannya.

"Aku berkali-kali katakan bahwa aku selalu menunggumu. Sampai aku tersadar bahwa kau terus menjauh hingga temukan sandaran barumu." Pak Kurdi pada perahu kecil yang biasa mengantarnya.

Jumat, 22 Juli 2016

"Apa kau pikir itu cukup hanya dengan mengenyangkanku saja? Kau hanya memberi makan jasmanimu saja, kau biarkan rohanimu kelaparan. Aku mungkin kenyang, tapi jiwamu tidak." Perut buncit pak Tono.

Menurutku kau bukan seorang yang peragu. Tapi kau lah pembuat ragu. Mengapa? Karena keraguanmu itu membuat orang lain ragu padamu.

"Aku selama ini kalian bilang bisa buat kalian tenang. Tapi mengapa kalian tidak memikirkan perasaanku sedangkan aku selalu menenangkan perasaan kalian? Bahkan untuk menjaga aku tetap bersih pun kalian sulit", Hamparan laut biru.

"Kalian bilang berada di dekatku membuat kalian tenang? Aku bahkan tidak punya telinga mendengar keluh kesah kalian", Hamparan laut biru.