Sabtu, 17 Desember 2016

Tipe-Tipe Orang Yang Ngebully Timnas

Timnas Indonesia baru saja memainkan pertandingan final Piala AFF dan hasilnya harus menelan kekalahan atas Thailand meskipun timnas sempat menang di leg pertama yang dimainkan di Indonesia. Timnas masuk final dan menang di leg pertama tentu memunculkan kembali ekspektasi seluruh masyarakat Indonesia untuk meraih tropi kebanggaan se-Asia tenggara itu. Tapi apa hendak dikata, ekspektasi itu pun menjadi kekecewaan seiring timnas yang kembali hanya jadi runner up. Masyarakat pun ramai-ramai membully timnas, meski banyak juga yang tetap mendukung timnas. Saya adalah salah satu yang terus mendukung timnas apapun hasilnya. Tapi kali ini saya mau membahas tipe-tipe orang yang ngebully timnas berdasarkan yang saya lihat dan obsevasi.

1. Penonton Bola Dadakan
Mendadak nonton bola karena timnas mau juara, banyak. Berekspektasi sangat tinggi, tidak peduli capaian apa yang sudah timnas capai. Bagaimana perjuangan mereka. Pokoknya timnas harus juara lah. Gak juara berarti lemah.

2. Ngakunya Anak Bola
Ngakunya anak bola sih, ngakunya sih suka nonton bola. Tapi malam minggu lebih milih jalan sama pacar dari pada nonton big match bola. Klub favorit juga berubah-ubah sesuai klub mana yang lagi bagus dan juara. Nonton bola juga cuma nonton highlights nya pagi-pagi di berita TV. Terus bangga tim favoritnya menang. Kalau timnya kalah, tinggal pindah tim favorit.

3. Ibu-Ibu Nonton Bola
Ibu-ibu yang biasanya nonton sinetron dan acara dangdut pun gara-gara timnas masuk final jadi ikutan nonton juga. Giliran kalah keluar lah kata "ah bodoh mainnya".

4. Orang Suntuk
Orang suntuk ini bahaya, semua bisa dibully. Apalagi timnas. Pokoknya hobi orang-orang ini memang suka cari sensasi aja. Mungkin niatnya biar beda aja, tapi jatuhnya konyol.

5. Merasa Dirinya Cristiano Ronaldo
Orang yang merasa dirinya kalau main bola bisa lebih bagus dari pemain timnas. Mungkin bisa sekelas Cristiano Ronaldo atau Lionel Messi. Atau mungkin dia maunya pemain timnas itu semuanya selevel Messi atau Ronaldo.

Apapun hasil yang timnas raih, marilah kita jangan suka membully bangsa sendiri. Apalagi mereka yang sudah berjuang membawa nama baik bangsa. Pemain timnas seluruhnya juga sudah berjuang sekuat tenaga mereka. Suporter yang datang langsung ke Thailand saja terus mendukung, lah kita yang cuma nonton gratisan di TV Ahay bisanya protes terus. Semoga semua tercerahkan, terima kasih.

Senin, 05 Desember 2016

Hati

Soal hati tidak ada batasan
Hati tidak mengenal batasan ruang
Juga tidak dibatasi peraturan-peraturan
Hati memilih yang ia mau

Hati sering berjalan sendiri
Tidak dibarengi pikiran
Pikiran tidak bisa selalu mengatur hati
Hati bisa atur dirinya sendiri

Hati tepat berada di tengah tubuh manusia
Ia adalah pusat perasaan
Dekat dengan pelukan
Pemberi kehangatan.

Petualang Kembali

Kau si petualang yang sempat hilang
Mengembara yang ku tak tau kau kemana
Kau si pelancong pemberi kenangan
Sekejap yang tertambat lama

Kini kau kembali
Sangat dekat
Aku si darmaga sebuah pulau kecil
Tak berani mengikatmu

Keraguan itu jelas terasa
Keyakinan masih tersimpan dalam
Tuhan, tolong kau satukan kami
Yakinkan hati kami bahwa ini adalah jalan hidup kami.

Jenis Orang Ngopi Berdasarkan Tujuannya

Aku sebelumnya pernah bahas tipe-tipe orang ngopi. Sekarang aku mau bahas tipe-tipe orang berdasarkan tujuan mereka pergi ke warung kopi. Orang ke warung kopi itu macam-macam tujuannya. Berikut klasifikasinya.

1.    Ngumpul bareng teman
Kelompok ini pergi ngopi tujuannya untuk silahturahmi bareng teman-temannya. Baik itu teman lama yang jarang ketemu ataupun teman yang sering ketemu. Tipe ini bisa ditandai dengan niat mereka untuk ngobrol dan tanpa sibuk gadget.

2.       Sekadar cicip kopi
Ini anaknya ngopi banget ya. Biasanya tipe ini gak peduli dia pergi ke warkop sama siapa, sendiri juga oke. Yang penting bisa ngopi. Habis kopi segelas pulang.

3.       Online
Kelompok ini pergi ke warkop untuk cari wifi. Bisa tujuannya buat tugas, download film, nonton youtube, ataupun streaming bola. Kelompok tipe ini biasanya lebih fokus ke gadget atau laptop. Tipe ini juga bisa pergi sendiri, bareng teman, ataupun gerombolan hamper sekelas.

4.       Korban PLN
Kalau sebelumnya pencari wifi, yang ini pencari listrik. Secara mayoritas warkop nyediain genset, dan kebutuhan akan gadget semakin meningkat, juga di rumah kepanasan. Daripada mati bosan, maka warkop adalah solusinya.

5.       Suntuk di rumah
Ini biasanya diisi sama anak kost atau pengangguran, gak tau ngapain di rumah, gak ada kegiatan padahal gak sedang mati lampu, warkop juga jadi solusi. Kegiatan di warkop juga aneka macam, bisa online, sekadar cicip kopi, ataupun cuma bengong aja.

Nah, tadi adalah macam-macam orang berdasarkan tujuannya mereka datang ke warung kopi. Terima kasih, sampai jumpa lagi.

Kamu Itu

Kalau kopi kamu itu kopi susu
Sedikit pahit sedikit manis
Aku si penikmatmu
Tetap bisa menikmati pahit dan manis itu

Kalau kue kamu itu kue coklat
Nampaknya pahit
Padahal manis
Dan aku yang paling tahu bahwa kamu memang manis

Kalau film kamu itu drama aksi
Banyaknya perang
Padahal beberapa sesi jadi cengeng
Dan aku bisa rasain adrenalin peperangannya
Juga cengeng yang kamu berikan

Kalau permainan kamu itu puzzle
Kerumitanmu adalah keasikanku
Aku bisa nyusun puzzlemu
Sambil aku lakuin kesenanganku.

Minggu, 04 Desember 2016

Meja Warung Kopi



Sebuah meja warung kopi
Yang menyimpan seribu cerita
Diantara orang-orang yang mengelilinginya
Dipenuhi gelas di atasnya

Sebuah meja warung kopi
Menyimpan cerita persahabatan
Sahabat lama dan sahabat baru
Mempertemukan orang yang lama tidak bertemu
Mempertemukan orang yang baru bertemu

Sebuah meja warung kopi
Menyimpan cerita asmara
Dua orang yang saling mencinta
Orang-orang yang menceritakan orang yang dicinta

Sebuah meja warung kopi
Menyimpan cerita masa lalu
Juga masa depan
Dibagi semua di meja warung kopi

Sebuah meja warung kopi
Seiring waktu mulai sepi
Semua cerita mulai tergerus zaman
Semua cerita mulai terserap teknologi

Sebuah meja warung kopi
Tetaplah buat ia hidup
Mendengar semua cerita
Menghangatinya dengan canda tawa.

Senin, 14 November 2016

Pesawat dan Bandara

Pesawat dan bandara
Pesawat akan selalu pulang ke bandara
Setelah ia menjelajahi dunia
Berkumbul bersama pesawat lainnya

Terkisah satu pesawat yang terbang tidak jauh
Namun menemukan sandaran baru
Ia kini tidak menjelajahi dunia lagi
Ia bahkan tidak pulang ke bandara lagi
Tak tau dimana
Tapi pasti tidak jauh

Sabtu, 08 Oktober 2016

Betapa Bodohnya Aku

Yang mau aku katakan
Hanyalah terima kasih
Atas telah menyadarkan aku
Betapa bodohnya aku

Betapa bodohnya aku yang terus-terusan terjebak dalam arus permainanmu
Betapa bodohnya aku yang gak pernah jera masuk kesana
Betapa bodohnya aku selalu saja tertipu atas bualanmu
Betapa bodohnya aku jika setelah tulisan ini aku masih melakukan hal yang sama

Aku cukupkan semua kebodohan ini
Aku akhiri semua permainanmu
Anggaplah aku kalah dan keluar dari permainanmu
Atau lebih tepat aku sebut tipu dayamu.

Selasa, 04 Oktober 2016

Abaikan Ini



Pembahasan kali ini mungkin agak jorok ya. Jadi jauhi diri ada dari makanan dan cemilan juga siapkan wadah di samping anda ketika membaca ini.
Aku dari kecil terbiasa dengar kalimat istilah “Kapan kau gak berak malam” untuk mengungkapkan suatu pembalasan. Sampai sekarang kalimat itu masih lumayan sering orang ungkapkan. Ketika aku kecil aku gak paham maksudnya apa. Apa hubungannya mau balas dendam sama berak malam. Aku selama ini toh kalau berak malam gak pernah kejadian apa-apa ataupun peluang untuk terjadi apa-apa. Sampai akhirnya aku sadar, mungkin zaman dulu kan wc itu jauh dari rumah. Orang zaman harus keluar rumah di tengah kegelapan menuju wc Cuma untuk berak. Maklum lah kan berak susah nahannya. Dan peluang berak malam itu juga sangat besar dimana memang waktunya system pencernaan kita bekerja. Jadi, ketika moment orang keluar rumah sendiri dan gelap itulah orang lain bisa melakukan pembalasan. Tapi kan jorok ya, kalau lagi balas dendam taunya si korban kentut gimana. Atau bahkan lebih jorok dari itu. Dan juga kalau korban meninggal menjadi tragis, dalam keadaan menahan berak. Dan ada sesuatu yang mau keluar harus batal. Itu kayak laptop dipaksa shut down dengan cabut baterai.

Senin, 03 Oktober 2016

"Yah kau lagi. Aku bosan sama kau walau kau gak ku lihat ada bosan-bosannya sama aku. Aku lelah kau cumbui terus walau aku suka. Tapi aku senang bisa menemani kau di saat susah begini. Asal gak kau lupa aja sama aku pas kau senang nanti." Kopi yang entah sudah gelas ke berapa untuk hari ini.
"Aku disini bukannya cuma untuk liatin kalian lewat aja. Bahkan bukan sebuah pajangan kota. Bukan juga untuk ditempel-tempelin kertas. Aku disini untuk ngatur kalian!" Lampu lalu lintas simpang jalan yang sedang merah.

Sendiri dan Sepi

Setiap orang butuh waktu sendiri
Memahami setiap masalah
Memikirkan solusi
Mengerti keadaan

Bukannya aku tak suka keramaian
Tapi ramai hanya sebuah pelarian
Orang mencari keramaian untuk bisa lupa
Melupakaan keadaan

Ramai itu hanya sementara
Sepi itu kekal
Sepi adalah perenungan
Sendiri adalah pengkhidmatan

Jangan terus sembunyi di keramaian
Nikmati sendirimu
Temukan dirimu
Tanpa mengikuti orang kebanyakan

Sabtu, 01 Oktober 2016

"Sudah tahun 2016 masih banyak saja orang yang membeda-bedakan golongan. Andai saja aku bisa memilih ketika dilahirkan, tentulah aku memilih menjadi kaum mayoritas. Menjadi minoritas itu sangat menyakitkan". Wanita separuh baya dengan matanya yang segaris.
"Tahu apa kau soal bermimpi. Aku yang hampir 30 tahun percaya pada mimpi-mimpiku. Tapi percaya saja tidak cukup untuk membuat mimpi-mimpi itu nyata". Seorang bapak tua sambil meminum gelas kopi kelimanya hari itu.
"Mengapa jatuh cinta menyenangkan? Kata orang memang begitu. Padahal tidak. Atas nama jatuh, pasti ada suatu hal yang tidak enak." Seorang pria yang kebetulan lewat.

Jumat, 30 September 2016

Aku senang kau menyebutku puitis
Aku juga senang kau memanggilku pujangga
Apalagi kau katakan aku romantis
Tapi yang paling aku ingin adalah
Kapan kau siap memanggiku suami?
"Ini tersedakku yang entah keberapa kali untuk hari ini. Berhenti memanggil atau menyebut namaku. Meski itu kau lakukan bukan mengarah kepadaku." Kata orang-orang yang bernama Indah berbarengan.
Aku yang ingin menemuimu
Bermodalkan keberanian bak sebatang pohon yang menantang angin
Mempunyai cinta tulus seperti pantai yang menanti ombak datang
Juga keikhlasan jikalau kamu hilang seperti embun ketika mentari membumbung tinggi

Aku rindu senyum itu
Senyum yang mengindahkan mimpiku
Senyum yang ku rasa akan abadi
Senyum yang ingin aku miliki

Kamis, 15 September 2016

"Maafkan aku yang tidak selalu ingat padamu. Hanya sesekali aku mengingatmu, bahkan sangat jarang. Setidaknya aku membutuhkanmu di kala hujan, lalu kamu kemana? Tidak ada."  Seorang gadis pada bakwan jagung di depannya.

Selasa, 13 September 2016

"Aku tak pernah meminta banyak dari kau. Tapi kau selalu hadir seakan berkata bahwa kau bisa berikan banyak untuk ku. Lalu? Kau pergi. Dan terus berulang. Dan juga, betapa tololnya aku masih aja percaya. Oh! Cinta memang brengsek!". Audi pada seorang pria berbadan tambun.

"Oh man, betapa bodohnya aku masih aja percaya pada wanita itu. Aku seperti layangan dibuatnya, diterbangin tinggi lalu diputusin." Omongan di pos ronda.

"Kalian jadikan aku tempat bersandar, tapi kemana kalian waktu aku perlu bahu?", Bahu Jalan simpang jalan.

Haha

Haha. Kenapa aku ketawa? Aku ketawa karena aku kali ini sebenarnya gak tau mau nulis apa, tapi pengen nulis aja. Bukannya aku gak ada ide, karena rasanya terlalu banyak, aku gak tau harus mulai dari mana, jadi aku simpan sendiri aja. Aku juga ketawa karena aku rasanya lucu aja, gak tau lucu apa, tapi lucu aja. Kayak ngetawain keadaan gitu lah. Haha. Ketawa lagi

Sabtu, 03 September 2016

Malam Bulan Purnama

Bukan tanpa alasan aku menulis ini.
Aku ingin cerita tentang kekasihku yang meninggalkanku setahun yang lalu.
Ia pergi ke dunia lain.
Aku yakin tempat yang lebih baik.
Setidaknya itulah yang disampaikannya dalam mimpiku semalam.

Aku disuruh menunggu dipinggir sungai ini.
Jika aku ingin bertemu dengannya.
Tepat pukul 12 malam.
Tepat bulan purnama di atas kepalaku.

Benar ia datang.
Menggunakan dress putih panjang.
Rambutnya sepinggang terurai.
Ia menghampiriku.

Lalu ku terbang tinggi bersamanya.
Sangat tinggi hingga aku merasa dingin.
Jari-jariku bagai tak terasa lagi.
Aku terbang semakin tinggi.

"Tempat apakah ini?" Ku tanya.

"Inilah yang ku katakan tempat yang lebih baik". Jawabnya.

Jauh di bawah sana, tampak jasad yang tak asing bagiku sedang tergeletak dan dikerumuni orang banyak.

Sejak Kau Pergi Kemarin

Kota ini sepi rasanya.
Orang-orang tampak tak bersemangat.
Riuh itu menghilang.
Sejak kau pergi kemarin.

Kota ini diselimuti awan mendung.
Gelap jauh dari sinar matahari.
Matahari pun nampak murung.
Katanya karena kau tak ganggu dia lagi.
Sejak kau pergi kemarin.

Lantas aku?
Kau tanya tentang aku?
Ku pikir tidak.
Tapi anggaplah iya.
Aku tak banyak berubah.
Masih menulis tentang kau.
Sejak kau pergi kemarin.

Kau...

Aku belum pernah lihat mata secerah itu.
Dua pasang bola mata itu menatapku sangat tajam.
Aku terkagum.
Seperti aku lihat hamparan ombak pantai.

Aku ingin miliki sepasang mata itu.
Bukan untuk ku pakai.
Tapi untuk ke tatap.
Sebelum ku tidur.
Ataupun setelah ku bangun.

Izinkan aku memilikinya.
Sepaket dengan kau juga.
Kalau matanya saja indah.
Tentu pemiliknya jauh lebih indah.

Aku ingin ajak kau ke tempat paling romantis.
Dimana? Paris?
Aku kemana aja, asal sama kau.
Tapi jangan jauh-jauh, aku mabuk udara.

Jumat, 02 September 2016

"Sebelum aku mati di kehidupanku yang lama, aku sangat sedih dan takut. Kini, aku dihidupkan kembali dengan bentuk yang baru. Aku lebih bisa melihat senyuman dan air mata bahagia manusia lebih dekat. Siapapun, terima kasih telah membuat kematianku tidak sia-sia." Lembaran  kertas dalam buku yang terdapat stempel pustaka.

"Lucunya, aku bisa-bisanya selalu rindu kau. Padahal kau juga bisa-bisanya dengan gampang ninggalin aku." Pohon kelapa pada angin laut.

"Tak perlu kau selalu mencintaiku, cukup kau selalu ada di bumi. Cukup bagiku." Dilan, 1991.

"Aku tak berharap kau baca semua tulisanku, tapi cobalah kau dengar suara hatiku." Seseorang dengan kopinya.

"Aku ingin menjadi sebuah gelembung. Elastis. Agar kau bisa masuk di dalamnya, ku dekap, dan tak bisa pergi lagi.", Seseorang dari dalam gua.

Sabtu, 06 Agustus 2016

"Aku jarang, bahkan hampir tidak pernah, bersedih. Tapi ini rasanya aku sangat sedih. Sampai daun-daunku mulai rontok dari dahan-dahanku". Pohon belimbing yang tak begitu tua.

Kamis, 28 Juli 2016

"Aku diam begini saja bukan tanpa alasan, tapi hidup yang ku jalani terkadang terlalu sulit untuk ku jalani bahkan untuk cerita pun aku tak mampu", pohon tua di ujung gang.

Sabtu, 23 Juli 2016

"Hahaha. Kau masih saja menunggunya, melihatnya dari kejauhan, bersembunyi di tembok. Kau tak akan pernah tahu jika kau masih jadi pengecut." Semut merah yang berbaris di dinding.

"Aku terima kau apa adanya. Apa adanya yang kau berikan. Asal perutku kenyang, perhiasanku banyak, rumahku mewah, dan hidupku terjamin. Ya apa adanya. Apa adanya yang ada di pikiranku." Mrs. X.

"Salah jika kau bilang aku ini sastrawan. Aku ini dermawan. Itupun kebetulan saja namaku begitu." Arief Dermawan, 2013.

"Aduh maaf, aku tak bermaksud melukaimu. Padahal duriku hanya melukai orang-orang yang berniat jahat padaku." Kata Mawar pada pelanggannya.

"Aku sampai detik ini masih bertanya-tanya apa kurang ku untuk mu. Lalu apa kau anggap perjuanganku selama ini? Sebatas kebaikan yang tertiup angin masa lalu kah?" Tommy pada wanita idamannya.

"Aku berkali-kali katakan bahwa aku selalu menunggumu. Sampai aku tersadar bahwa kau terus menjauh hingga temukan sandaran barumu." Pak Kurdi pada perahu kecil yang biasa mengantarnya.

Jumat, 22 Juli 2016

"Apa kau pikir itu cukup hanya dengan mengenyangkanku saja? Kau hanya memberi makan jasmanimu saja, kau biarkan rohanimu kelaparan. Aku mungkin kenyang, tapi jiwamu tidak." Perut buncit pak Tono.

Menurutku kau bukan seorang yang peragu. Tapi kau lah pembuat ragu. Mengapa? Karena keraguanmu itu membuat orang lain ragu padamu.

"Aku selama ini kalian bilang bisa buat kalian tenang. Tapi mengapa kalian tidak memikirkan perasaanku sedangkan aku selalu menenangkan perasaan kalian? Bahkan untuk menjaga aku tetap bersih pun kalian sulit", Hamparan laut biru.

"Kalian bilang berada di dekatku membuat kalian tenang? Aku bahkan tidak punya telinga mendengar keluh kesah kalian", Hamparan laut biru.

Selasa, 28 Juni 2016

"Jangan kau salahkan siapapun jika aku cari kesenangan di tempat lain. Kau yang hanya sibuk dengan kesenanganmu sendiri." Kucing tetangga, kemudian dia pergi meninggalkan pasangannya.


"Apa yang kamu tunggu dari aku? Aku hanya lelaki bermodalkan tulisan. Bahkan tulisan ku pun tidak menghidupi diriku sendiri". Seorang pria dengan laptopnya.

Kamis, 23 Juni 2016

"Kau sangat lelap dalam tidurmu, hingga kau melewatkan panggilan subuh itu. Hingga aku sudah jauh tergelincir pun kau masih lalai dalam mimpimu." Matahari yang mulai terik.

"Kau bilang kau menyerah? Bahkan aku tidak pernah kehilangan harapan ketika melahirkan kau, meski nyawa di ujung leher." Perkataan ibunya semalam sangat membekas di pikiran Joni.

"Aku pernah diberitahu temanku bahwa ada yang lebih di sana, tapi kau, lewat senyummu, mengatakan bahwa kau melebihi segala kelebihan." Untuk Sonia. Bandung, 29 April 2009.

"Jangan. Jangan kau jadikan sastra itu sebagai santapan mereka yang tak paham. Itu hanya membuat kau disebut gila." Yoana masih terpaku menatap cermin.

Senin, 20 Juni 2016

24 Mawar Untuk Melati

Melati pagi itu seperti biasa bersiap ke kampus. Hari senin dengan semangat pas-pasan, Melati dapat jadwal konsultasi skripsinya ke pembimbing. Mau gimana lagi, harus dijalanin hari senin itu.

"Siapa lagi sih ini yang taruk mawar pagi-pagi gini." Melati pagi-pagi sudah dibuat menggerutu.

Sudah beberapa hari ini Melati dapat kiriman bunga dari orang misterius. Melati gak tau siapa yang ngirim, makin lama makin nyeremin. Takut seorang psikopat dan berniat jahat. Meski bernama Melati, Melati sangat suka dengan mawar. Tapi kalau sudah berlebihan gini, rasanya semua orang juga akan paranoid.

Melati yang sudah di ujung semester itu harus buru-buru jumpain dosennya kalau gak mau berakhir D.O. Bunga mawar misterius tadi diletakkan di garasi bersama mawar-mawar lainnya.

Melati pergi ke kampus sendiri. Kebetulan dia saat itu memang lagi sendiri, baru putus sama mantannya bulan lalu. Bimo, mantan melati, katanya harus pindah ke kota lain, dan akan dijodohkan disana dengan anak teman papanya. Melati tak ayal lagi marah dan kecewa luar biasa. Sejuta kebencian mungkin dia simpan untuk Bimo.

"Maaf Mel, aku harus pergi ke kota lain, dan akan memulai hidup baru disana. Kamu lebih baik juga mulai hidup baru kamu disini."

"Apa Bim? Semudah itu kamu bicara setelah semua yang kita lalui?"

"Sekali lagi maaf Mel. Kita harus mulai hidup baru kita masing-masing."

"Terserah kamu deh Bim. Kenapa juga Tuhan temuin aku sama kamu kalau harus berakhir kayak gini?"

Semua orang rasanya setuju bahwa yang paling nyakitin adalah harus pisah di saat lagi sayang-sayangnya, di saat semua baik-baik aja.

**--**

Alarm handhone membangunkan Melati pagi itu. Bersama banyak pesan masuk berisikan ucapan selamat ulang tahun. Melati dengan antusias membaca satu per satu pesan masuk itu. Bermacam-macam pesan masuk dengan beragam kalimat dan juga beragam pengirim. Dari keluarga, saudara jauh, sampai teman. Tidak ada Bimo. Hati kecil Melati masih sangat mengharapkan ucapan Bimo yang memang pintar merangkai kata.

Waktu sudah menunjukkan pukul 8 pagi, Melati bersiap ke perpustakaan kota mencari inspirasi untuk bahan skripsinya setelah mendapat banyak revisi dari dosennya kemarin. Meski hari ini hari ulang tahunnya, tapi skripsi tetaplah skripsi, ia tak mengenal dispensasi.

**--**

Handphone Melati mendapat panggilan dari nomor tidak dikenal.

"Ya halo."

"Ya, Melati?"

"Ya, ini siapa?"

"Ini aku Anton, teman kampus Bimo. Sorry baru ngabarin, soalnya kemarin ribet banget dan aku juga lumayan shock. Bimo udah gak ada Mel. Aku dikabarin keluarganya di kampung. Kataya Bimo udah sebulanan ini bermasalah dengan lambungnya. Asam lambungnya naik terus. Sampe 3 hari yang lalu lambungnya bocor dan Bimo gak bisa bertahan. Halo Mel, masih disitu?"

Melati gak berkata apapun lagi. Seperti ada pisau yang menghujam jantungnya sangat dalam.

Keesokan harinya Melati mendatangi rumah Bimo di kampung. Bersilahturahmi dengan keluarganya.

"Nak Melati..." Ibu Bimo membuka percakapan.

"Bimo banyak cerita tentang kamu disini. Kata dia, kamu adalah anugerah terindah dalam hidupnya. Bimo sebelum pergi berpesan agar diletakkan setangkai mawar di makamnya. Dan juga memberikan surat ini agar disampaikan ke kamu."

"Hai Melati... Melati penyuka mawar. Kamu memang unik. Kamu adalah hal terindah yang pernah aku lihat. Aku sangat berharap kamu sudah memulai hidup baru kamu. Tanpa aku. Aku juga sudah memulai hidup baru aku, di tempat baru. Aku akan tetap memperhatikan kamu dari jauh, dari langit sana. Kalau kamu rindu aku, lihat lah ke langit. Aku mungkin adalah salah satu dari ribuan bintang. Oh ya, kamu sudah terima 23 mawar yang aku kirim? Selamat ulang tahun yang ke 24. Mawar yang ke 24 aku mau kasih langsung ke kamu. Tapi aku gak punya waktu lagi. Aku keburu di D.O. Tapi aku udah siapin mawar terakhir kok. Kamu bisa ambil sendiri di rumah baru aku. Ada setangkai mawar tertancap disana. Itu milik kamu."

Minggu, 19 Juni 2016

Hilang

Aku tak berharap lebih lagi darimu
Biarlah rindu ini ku simpan
Terminum dalam segelas kopi
Sepahit rasa rindu ini

Kau memang seperti hujan
Datang tak pernah ku perkirakan
Namun kau entah dimana
Di kala aku rindu kau

Rindu ini biar ku telan saja
Masuk ke dalam hati terdalam
Hanya bertemankan sepi
Berselimut gelap.

Minggu, 12 Juni 2016

Macam-Macam Orang di Bulan Ramadan

Bulan Ramadan akhirnya datang juga. Bulan dimana semua orang Islam dan beriman diwajibkan berpuasa. Ingat, Islam dan beriman. Kalau salah satu saja atau tidak keduanya, kamu tidak diwajibkan berpuasa. Macam-macam orang dalam mengisi bulan Ramadan. Setidaknya sampai hari ke 7 ini ada beberapa macam. Aku disini tidak untuk menghakimi mana benar dan mana salah. Hanya mengurai.

1. Perbanyak ibadah
Ada orang-orang di bulan Ramadan jadi rajin ibadah, itu karena di bulan Ramadan kan pahala ibadah kita dilipat-gandakan. Jadi kita kayak dapat bonus gitu sebulan, makanya banyak orang yang banyak-banyakin ibadah terus.

2. Kesempatan pulang pagi
Banyak juga orang yang jadi kesempatan bisa pulang telat, telatnya sampai mau subuh. Biar dikira tadarus mungkin, padahal buat keributan di depan rumah orang, main petasan, di warnet, atau di warkop.

3. Jadi repot
Ini ibu-ibu sih biasanya ya, bawaannya masak aja. Pokoknya apa-apa dimasak, gak tau apa kalau harum masakannya itu menggoda orang puasa.

4. Jadi lemas
Siang-siang kan lemas ya apalagi panas, terus bawaannya malas. Mau apa-apa malas, maunya tiduran aja sampai maghrib.

5. Jadi bingung
Puasa kok bingung. Bukan bingung puasanya. Cuma bingung apa-apa jadi mahal, tapi kebutuhan banyak. Belum lagi baju baru anak. Jadinya kan puasanya gak khusyuk.

6. Banyak job
Ustadz-ustadz biasa jadi banyak job ya bulan puasa gini. Di Masjid ceramah, di TV ceramah, di rumah ceramah, dimana-mana ceramah. Bukan ustadz aja sih banyak job, pelawak juga ya. Minimal pelawak dadakan lah.

7. Biasa aja
Mau puasa mau gak puasa sih biasa aja. Hidup juga gini2 aja, gak puasa juga siang jarang makan. Gak puasa juga bawaan tidur aja.

8. Banyak ngeluh
Apa-apa ngeluh, lapar ngeluh, haus ngeluh, ada yang buat emosi terus ngeluh. Ngeluhnya dimana? Di sosmed.

9. Banyak pamer
Semua dipamerin lah pokoknya. Makanan buka puasa difoto terus dipamerin di sosmed. Ngaji dipamerin. Tarawih dipamerin.

10. Langganan main ke warung
Siang-siang ke warungnya? Iya. Ngapain? Main-main aja mungkin. Loh kok ambil rokok, a*ua, sama in*omie? Untuk buka puasa mungkin. Loh kan masih jam 11 siang? Iya prepare aja.

11. Gak ada kerjaan
Puasa gak ada kerjaan, mau tidur juga gak bisa. Terakhir, kerjain yang aneh-aneh. Misal nulis-nulis di blog gak jelas.

Nah itu dia macam-macam orang di bulan Ramadan. Tidak untuk men-judge benar salah, cuma untuk mengabarkan. Hehe. See you. Selamat menunaikan ibadah puasa. Ingat, yang benar puasanya. Jangan kumur-kumur pake es cendol.

Konten Nomor 2

Kita sering kali cenderung percaya sama orang cuma berdasarkan penampilan orang tersebut gak sih? Kalau aku lihat sih gitu, kita jarang melihat konten dari ucapan seseorang ke kita. Misalnya, kita antusias dengar perkataan seseorang yang pakai jubah dan kopiah gak pernah lepas tentang ilmu agama. Tapi kita malas dengar apalagi percaya sama ucapan seseorang yang penampilannya sih biasa aja, kayak kita juga, yang ngomong tentang ilmu agama. Padahal bisa jadi konten yang dibicarain lebih bermutu dari si yang biasa aja itu. Padahal ilmu agama itu dasarnya Al-Qur'an dan Hadist bukan? Apapun yang dibicarakan, selama itu ter-refer ke dua sumber tersebut, kita patut mempertimbangkan kebenarannya. Kalau kita pindah ke bidang lain, misal pendidikan, kita lebih percaya sama orang yang mungkin sudah S3 daripada sama orang yang hanya tamat SMA dan belajar otodidak saja. Tapi bagaimanpun juga, budaya di kita memang seperti itu, buktinya di sini ijazah lebih diakui daripada skill kan. Kita lihat buku aja bukan dari sampulnya lagi, tapi dari penulisnya, siapa yang nulis, kita kenal dan kita yakin baru kita mau baca bukunya. Kita gak peduli lagi isi buku tersebut.

Jumat, 03 Juni 2016

Percakapan Ibu dan Anak

Ibu... Langit sedang menangis
Tidak nak, itu hujan
Oh lalu mengapa mata ibu juga hujan
Iya nak, memang mata ibu sedang ingin hujan

Ibu... Langitnya marah-marah
Tidak nak, itu petir
Oh petir yang sering bapak keluarkan ya buk
Iya nak, petir tidak selalu keluar di langit

Ibu... Hujan telah reda dan ada pelangi
Iya nak, pelangi itu seperti kamu
Mengapa aku buk?
Iya karena kamu adalah pelangi yang menyeka hujan di mata ibu, nak.

Kamis, 02 Juni 2016

Sepotong Senja

Sepotong senja yang damai
Selalu ingin ku bagi
Pada kau si buah hati
Penikmat senja sejati

Sepotong senja yang hangat
Berdua dalam dekapan
Meski hujan turun rerintikan
Bersama menyambut malam

Sepotong senja yang terindukan
Potongan senja lain pasti datang
Mungkin caranya sama
Tapi rasanya beda.

Kamis, 26 Mei 2016

Kakek Tukang Potret Keliling

Kita berada di zaman modern yang segalanya sangat mudah. Mau apa ada, perlu apa gampang dicari. Sangat mudah. Sangat mudah bahkan untuk anak-anak yang belum bisa memilah informasi. Terlepas dari itu, kembali lagi bahwa teknologi sangat membantu manusia. Tidak, tidak semua orang mensyukuri hal ini. Setidaknya sampai tadi siang saya melihat seorang kakek tua yang lumayan terkenal di zaman dulu sebagai tukang potret keliling di sebuah tempat wisata. Saya teringat kakek itu karena cukup familiar bagi saya di masa kecil saya. Ternyata dia masih ada dan eksis. Ya cuma itu, tidak lebih. Penghasilannya tidak lagi sama, pelanggannya juga tidak lagi banyak, peluang baginya juga tidak lagi besar. Tampak tidak bahagia, kadang menyendiri di sudut memikirkan sesuatu. Teknologi yang semakin berkembang ini sangat menolong manusia, kebanyakan, tidak semuanya, termasuk kakek ini. Keputusan dia datang mencari rejeki juga rasanya sangat luar biasa, pasti dia memiliki harapan dan keyakinan bahwa Allah tidak akan diam bagi siapa-siapa yang mau berusaha. Ya Allah, lancarkanlah rejeki beliau, meski datang tidak dari profesinya sebagai tukang potret keliling.

Rabu, 25 Mei 2016

Cuaca Sore Ini Manja

Cuaca sore ini manja
Semanja kopi hitam hangat
Menyentuh bibir perlahan
Dengan rasa khas pahitnya

Cuaca sore ini manja
Semanja kata-kata selamat malam
Meski hanya dari layar telepon genggam
Namun melekat di ingatan

Iya cuaca sore ini manja
Langitnya gelap
Rintik-rintik hujan
Dan dinginnya membuat kita ingin saling bermanja berdua.

Selasa, 24 Mei 2016

"Hidup itu biasa-biasa aja. Mencinta, membenci, sedih, dan bahagia. Semuanya sikapilah dengan tidak berlebihan. Karena apapun jika berlebihan itu tidak baik. Dapat mematikan hati dan memutuskan saraf".

Ikhlas Menerima

Kemampuan apa yang paling penting dalam hidup? Jawabannya adalah kemampuan menerima. Dalam bahasa Jawa, legowo. Kata lainnya adalah ikhlas. Ikhlas dalam menerima segala hal dalam hidup. Hidup kan seringnya gak sesuai sama mau kita. Jangan simpan dendam pada siapapun, jangan terbiasa menyimpan penyakit hati. Namanya penyakit, makin disimpan makin mendarah daging. Lepaskan semua, ikhlaskan semua. Dunia akan terasa semakin luas jika hati terasa lapang.

Rabu, 18 Mei 2016

8 Tipe Mahasiswa Tingkat Akhir

Namanya mahasiswa, mana mungkin baru terus. Ada masa jadi maba, mahasiswa senior, dan terakhir mahasiswa tingkat akhir. Mahasiswa dengan tampilan paling asing di kampus, bawa-bawa kertas penuh coretan, gak masuk kelas, cuma mondar-mandir di depan ruang dosen. Mahasiswa tingkat akhir ini juga banyak jenisnya, setelah diteliti maka dapatlah 8 tipe mahasiswa tingkat akhir ini.

1. Fokus Skripsian
Jenis yang pertama ini kebetulan dikasih kelebihan yaitu kesadaran lebih. Mereka cepat sadar untuk segera nulis skripsi biar cepat siap. Mata kuliah belum habis udah sibuk cari judul, buat proposal. Padahal beberapa teman yang lain masih hahaha-hihihi di kantin. Mereka sudah sibuk ketemu dosen biar segera wisuda dengan predikat kumlot.

2. Korban Kekerasan Dosen
Jenis ini memang dasarnya lagi sial aja, mau rajin nulis skripsi, tapi dosennya aduh ribet banget. Yang hari ini bener, besok jadi salah. Yang hari ini disalahin, besok ditanya lagi kenapa dihilangin. Ini sampe semester berganti pun ceritanya akan sama. Kalau ada temen yang di tipe ini, please jangan tinggalin dia sendirian.

3. Pura-Pura Lupa
Pura-pura lupa bangun pagi, pura-pura lupa udah semester 10, pura-pura lupa masih kuliah. Pokoknya pura-pura lupa aja lah, biar hidup bisa tenang, tanpa ada beban skripsi, bisa kongkow sana kongkow sini, ketawa-ketiwi, lepas dan bebas. Eh tau-tau dapat surat D.O aja, kelar.

4. Maba Hunter
Belum puas dengan kehidupan sebagai mahasiswa, ditambah lagi adik-adik maba yang tiap tahun upgrade terus dengan kualitas yang nambah terus. Bikin betah di kampus, gak mau pergi-pergi, pacaran dari 1 angkatan ke angkatan lainnya. Tiba-tiba mantan udah banyak yang wisuda, lalu........ nikah! Dan lu? Masih skripsian.

5. Update Status Aja Dulu
Nulis skripsinya baru 1 paragraf, update statusnya udah 10, ngeluhnya dibanyakin. Pokoknya biar orang-orang pada tau aja kalo lagi skripsian. Ganti DP foto buku-buku dan kertas-kertas yang sengaja disusun berantakan. Kadang-kadang selfie backgroundnya buku-buku. Lewat pustaka, check in. Terus ke kantin.

6. Anak Kantin
Memasuki semester-semester akhir, gak menyurutkan beberapa mahasiswa untuk tetap ngantin. Terkadang ke kampus cuma buat ngantin, gak ada jadwal konsul, tapi ngantin harus tetap. Padahal paling minum teh dingin aja. Sampe abang kantinnya udah kayak saudara sendiri, ya kayak gitu paling juga biar bisa ngutang aja. Maklum anak kost, akhir bulan, di kost bosen, ngantin lah tapi ngutang dulu.

7. Anak Organisasi
Diskusi sana, diskusi sini. Dari warkop ke warkop ngomongnya soal politik. Panitia acara, ketua panitia, ketua SC, belum lagi mubes, mikirin pejabat kampus, pejabat daerah, semua dipikirin. Cuma 1 yang sering lupa dipikirin, skripsi. Padahal udah masuk semester 12. Hampir D.O.

8. Dikejar D.O
Ke kampus, adek-adek angkatan panggilnya "pak", hampir sebaya dengan dosennya, gak ada yang kenal lagi, kecuali orang lama di kampus, kayak tukang parkir, abang kantin, dosen tua, itu baru kenal. Duduk sendiri, muka sendu, mata ngantuk, bawaan gelisah. Fix, itu hampir kena D.O. Bulan-bulan terakhir mau D.O dia baru wisuda, atau lebih tepatnya dipaksa wisuda.

Nah, jadi itulah sebuah realita tipe-tipe mahasiswa tingkat akhir, makhluk ini memang gak jelas keberadaannya, tapi eksistensi mereka jelas. Dan mereka sulit dikenali. Sekian terima kasih, dan mohon maaf. :'))))

Selasa, 29 Maret 2016

Ironi Anak Perempuan Penjaja Parkir

Dari sebuah sudut jalanan pusat kota,
Ramai-ramai kendaraan lalu lalang,
Dari mobil mewah,
Sampai sepeda sederhana,

Lampu kota yang semakin menyala,
Keramaian yang kian bergelora.
Tak menggoyangkan kaki seorang anak perempuan,
Dari tempatnya berdiri di depan pertokoan,

Seorang anak perempuan tampak lelah,
Berbadan kurus dan kurang terurus,
Sama sekali tak ada senyum tersingkap di bibirnya,
Hanya sendirian tak ada yang menemani,

Tetap memegang lembaran-lembaran kardus,
Menunggu dengan setia setiap kendaraan yang mampir kepadanya,
Agar mampir pula lah selembar uang ke kantongnya,
Malam anak perempuan si penjaja parkir masih sangat panjang,
Terlalu panjang bagi anak seumurnya,

Maka banyak pertanyaan muncul ke permukaan,
Apakah ia tak tidur sedangkan hari mulai larut,
Apakah ia tak beristirahat sedangkan esok pagi waktu untuk
anak-anak sebayanya bersekolah,
Dan orang tua seperti apa yang memiliki hati sebaja itu
membiarkan anaknya bekerja larut malam hingga untuk tersenyum pun tak mampu.

Rabu, 23 Maret 2016

Surat Untuk Ayah

Surat untuk ayah,
Dari seorang anak lelakinya,
Yang masih belum membuatnya bangga,
Yang masih jauh dari harapan,

Sebuah permintaan maaf,
Atas segala kekurangan,
Atas semua kesalahan,
Atas seluruh ketidakmampuan,

Bahkan untuk mendekati standar terendahnya pun
aku tak mampu,
Apalagi menjadi seperti dirinya,
Atau setidaknya seperti yang ia mau,
Ya aku tak mampu,

Menjadi diri sendiri,
Yang ia tak suka,
Menjalani pilihan sendiri,
Yang ia tak setuju.